SDM Papua Barat Daya

Tekan Angka Stunting di PDB, DPPKB Siapkan Bantuan Makanan Tambahan, 'Demi Memperbaiki Gizi'

Penulis: Ilma De Sabrini
Editor: Intan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya Naomi Netty Howay menyampaikan sambutan pada peresmian Posyandu Aisyiyah 3, Senin (14/8/2023).

Ketua Tim Penggerak  (TP) PKK Papua Barat Daya Andar Ariyani Musa'ad berharap angka stanting di Papua Barat Daya turun.

Dia mengimbau kepada para ibu agar memberikan gizi terbaik kepada buah hatinya.

Dia juga mengingatkan tidak membiarkan anak-anak jajan sembarangan di luar rumah.

“Angka stanting kita saat ini masih tinggi. Ini jadi perhatian bersama untuk menekan angka stanting. Caranya memberikan gizi yang terbaik untuk anak-anak kita,” kata Andar Ariyani Musa'ad dalam acara pembukaan Posyandu Aisyiyah 3 di kantor TP PKK Papua Barat Daya, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Gelar Workshop Posyandu, Dinkes Papua Barat Daya Targetkan Stunting Turun hingga 14 Persen

Dia menjelaskan satu dari upaya menekan angka stanting adalah dengan memperhatikan asupan gizi anak. Istri dari Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Daya itu juga mengajak para ibu agar tidak membiarkan anak-anaknya jajan sembarangan di luar rumah.

“Masak masakan yang bergizi dan jangan biarkan anak kita kenyang jajan sembarangan di luar rumah yang kita tidak tahu kebersihannya dan kandungan gizinya,” ujarnya.

Baca juga: Penanganan Stunting di Tambrauw Terkendala Infrastruktur, Pemkab Bakal Ajak OPD Berkolaborasi

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat angka stanting Papua Barat Daya masih jadi satu dengan Papua Barat.

Mengingat Provinsi Papua Barat masih menjalani masa transisi jadi DOB.

Baca juga: Pastikan Kecukupan Gizi Penanganan Stunting, Dinas Ketahanan Pangan Maybrat Pantau Pasokan Telur

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi balita stunting Papua Barat meningkat 3,8 poin dari tahun sebelumnya sebesar 26,2 persen.

Pada tahun 2022 prevalensi balita stunting di Papua Barat mencapai 30 persen.

Angka tersebut dinilai masih tinggi oleh Kementerian Kesehatan. (tribunsorong.com/ilma de sabrini)