Kriminalitas Raja Ampat

BREAKING NEWS:Oknum Guru SD di Raja Ampat Aniaya Bocah hingga Tak Berdaya

Penulis: Petrus Bolly Lamak
Editor: Milna Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelajar kelas dua SD, Kabupaten Raja Ampat berinisial SS (7) terpaksa harus dirawat di RSUD Waisai karena mengalami sejumlah luka serius ditubuhnya akibat dianiaya oleh oknum guru berinisial LWD di wilayah itu.

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Seorang pelajar kelas dua SD di Raja Ampat berinisial SS (7) terpaksa harus di rawat di RSUD Waisai karena mengalami sejumlah luka serius ditubuhnya akibat dianiaya oleh oknum guru berinisial LWD di wilayah itu. 

Kejadian penganiayaan tersebut dialami korban pada Rabu (23/8/2023) sekitar pukul 15.00 WIT. 

Menurut ibu kandung korban Flora Sapulete, korban sementara tinggal dengan adik perempuannya, dikarenakan dirinya bekerja di Kota Waisai. 

Baca juga: Pemkab Raja Ampat Teken Kerja Sama Penanganan Hukum Bidang Datun dengan Kejari Sorong

"Anak saya ini tinggal dengan adik bungsu saya di kampung untuk sekolah," ungkap Flora Sapulete kepada TribunSorong.com lewat telpon. 

Flora mengemukakan dari keterangan anaknya dan beberapa saksi dimana kejadian tersebut berawal saat korban bersama seorang rekannya baru saja selesai mengikuti pemakaman nenek mereka. 

Setelah dari tempat pemakaman tersebut korban pun pulang ke rumah.

Baca juga: Peringati HUT ke-78 RI, Polres Raja Ampat Tanam 1000 Bibit Pohon

Usai di perjalanan korban bertemu dengan seorang temannya yang sedang membawa sebotol bensin. 

"Kemudian anak saya ini ikut temannya yang sedang membawa botol bensin dan mereka berjalan menuju ke lapangan bola," ungkap Flora menceritakan kronologis awal kejadian. 

Sesampainya di lapangan bola tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari oknum guru berinisial LWD yang meminta kepada sejumlah murid lainnya agar menahan kedua anak itu dan dibawa ke oknum guru tersebut. 

" Tiba- tiba teriak suara dari pak guru Luky dengan keras, tahan mereka berdua dan bawa kepada saya. Anak saya pun di tahan sama teman-temannya yang lebih besar dari anak saya. Anak Saya pun tidak bisa larikan diri, sedangkan satu temannya sudah berhasil melarikan diri," bebernya. 

Lanjut Flora, anaknya dihampiri oleh oknum guru tersebut di pojok lapangan sepak bola.

Saat itu anaknya tidak mengetahui pasti ada permasalahan apa hingga dia di panggil oleh oknum guru tersebut. 

"Tanpa basa-basi, anak saya langsung dianiaya habis-habisan oleh pak guru itu sampai tidak berdaya. Kaki anak saya dua-duanya itu dijepit. Lalu mata anak saya itu ditendang menggunakan lutut oknum guru tersebut, hingga mata anak saya itu mengalami bengkak serius," ujar Flora. 

Aksi brutal oknum guru tersebut terhenti setelah bibi korban yang kebetulan melintas di lokasi kejadian melihat adanya tindakan penganiayaan sadis hingga korban tak berdaya. 

Bibi korban langsung protes keras dan membawa korban ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama. 

Halaman
12