Saya curiga dan memeriksa isi gantungan, ternyata HP lagi.
HP diikat dalam tas hitam bersama pakaian kotor dan digantung di pintu kamar mandi.
Karena sangat curiga, saya memeriksa HP tersebut (kebetulan karena kegiatan, saya tahu sandi HPnya waktu itu) dan tidak ada aktivitas kamera sama sekali.
Aplikadi yang baru terbuka juga tidak ada yang aneh dan saya beranikan diri membuka privasi orang (galery) juga tidak ada foto saya/video yang aneh.
Oke tidak berani scroll terlalu jauh karena mengingat privasi orang.
Baca juga: Sosok Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA Meninggal Dunia, Masa Lalu Ayah Jadi Inspirasinya
Kecurigaan hilang karena tidak ada bukti.
Tidak cerita ke siapapun karena takut fitnah.
Sampai akhirnya teman tim atas nama ES (27) merasakan hal yg sama ketika mereka menumpang di kamar mandi orang lain (di penempatan air susah jadi terkadang numpang).
Saya merupakan salah satu anggota tim yang paling jarang menumpang di kamar mandi orang lain.
Lebih baik memilih angkat air jauh daripada menumpang.
Kemudian, akhir tahun libur Natal dan tahun baru saya izin pulang kampung dan mengikuti satu kegiatan di salah satu hotel di Kota Sorong.
Kebetulan ADW sudah terlebih dahulu di Kota Sorong karena proses pendaftaran PPPK (P3K) yang ADW ikuti.
Di hotel kami bertiga (perempuan) dan ADW datang berkunjung karena hari itu kami mengerjakan laporan.
Ketika mau mandi, ADW bergegas memotong jalan dengan alasan kebelet.
Saya dan ES curiga dan saling komunikasi lewat HP.