Pemulangan Pengungsi Maybrat

Kunjungi Pengungsi Maybrat, Kemendagri Sebut Sudah Banyak Warga yang Kembali

Penulis: Petrus Bolly Lamak
Editor: Milna Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Kemendagri kunjungi pengungsi di Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat.

TRIBUNSORONG.COM, KUMURKEK - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengunjungi pengungsi Maybrat Sabtu (14/10/2023).

Utusan Mendagri dipimpin oleh Staf khusus Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia bersama Dirjen Bina Keuangan Daerah dan Dirjen PUM Kemendagri.

Tim Kemendagri didampingi Pj Bupati Maybrat Bernhard E Rondonuwu dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah provinsi.

Tim Kemendagri kunjungi pengungsi di Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Jauh.

Tim Kemendagri tiba pertama di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat dan langsung bertemu masyarakat di Kantor Distrik setempat.

Setelah bertemu warga eksodus di Kisor, Tim Kemendagri bersama Pj Bupati Maybrat Bernhard Rondonuwu bergeser ke Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Jauh.

Baca juga: Suka Duka Thomas Aitrem Anggota DPRK Maybrat yang Tampung Pengungsi 2 Tahun di Rumah Pribadi

Di Ayata, tim Kemendagri juga melihat dan mendengarkan langsung keluh kesah warga eksodus.

Berjam-jam warga eksodus menyampaikan keluhan dan harapan mereka kepada pemerintah daerah maupun pusat.

Dalam kunjungan ini, Pj Bupati Bernhard Rondonuwu melaporkan progres pemerintah daerah dalam menangani pengungsi.

Sejumlah hal sudah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memulangkan pengungsi ke kampung halaman.

Namun, masih banyak kendala serius yang tidak bisa diatasi pemerintah daerah sehingga membutuhkan bantuan pemerintah provinsi maupun pusat.

"Ijin pak staf khusus banyak hal sudah kami upayakan untuk memulangkan pengungsi tapi memang banyak hal juga yang menjadi kendala serius dan ini kami memohon bantuan dari pemerintah pusat," kata Bernhard Rondonuwu.

Alumnus STPDN itu menjelaskan beberapa kendala serius yang dihadapi terutama infrastruktur jalan.

Ini menjadi penting, sebab ada beberapa jembatan putus sehingga akses masuk ke Kampung menjadi sulit.

Selain itu, masalah listrik, air bersih dan masalah kesehatan juga masih minim sehingga ini membutuhkan kolaborasi pemerintah kabupaten, Provinsi dan pusat.

Pemerintah kabupaten Maybrat tidak bisa membangun semua infrastruktur tersebut karena terkendala minimnya APBD.

Halaman
12