Bagi Samsudin Anggiluli, periode kedua pemerintahannya terasa berat akibat pandemi Covid-19 sehingga tidak memaksimalkan program yang dijanjikan untuk masyarakat Sorong Selatan.
"Kita ketahui bersama, saat Covid-19, pemerintah daerah harus me-refocusing anggaran sehingga mengorbankan program-program lainnya, namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin agar itu tetap berjalan," katanya ketika bersilaturahmi ke kantor TribunSorong.com pekan kedua Maret 2024 lalu.
Selain itu, lanjutnya, pemerintahannya juga tidak penuh sampai 2025 karena ada kebijakan pilkada serentak se-Indonesia pada November 2024 mendatang.
Samsudin Anggiluli merasa kariernya di tingkat kabupaten sudah sampai puncak, sehingga dirasa perlu mencari tantangan.
Baca juga: Tim Sorong Selatan Optimistis Menatap Pesparawi Ke-XIV, Persiapan 70 Persen
Hadirnya Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua Barat Daya menjadi magnet bagi tokoh-tokoh terbaik tampil sebagai pemimpin.
Belum lagi prestise menjadi yang pertama menjadi gubernur dan wakil gubernur di provinsi termuda di Indonesia.
Samsudin Anggiluli memang belum secara gamblang maju dalam kancah Pilkada Papua Barat Daya.
Baca juga: Pemkab Sorong Selatan Gelar Penyusunan Kajian KLHS RPJPD 2023-2043, Berikut Poin-poin yang Dibahas
Dirinya tampak menahan diri dan bersikap diplomatis, sebab sebagai kader partai, dalam hal ini PDI Perjuangan, harus taat aturan dan keputusan.
Terlebih dari internal partai, Ketua DPD PDI Perjuangan Papua Barat Daya Joppye Onesimus Wayangkau mengisyaratkan maju sebagai bacagub.
“Sebagai seorang politisi saya siap (maju pilkada, red), tetapi sebagai kader partai harus taat terhadap keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan, ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.
Baca juga: Samsudin Anggiluli Optimistis Produksi Padi Moswaren Cukup untuk Sorong Selatan, Irigasi Jadi Atensi
Pernyataan dari Samsudin Anggiluli menyiratkan kansnya melenggang sebagai balon gubernur maupun wagub dari partai berlambang banteng moncong putih itu masih kecil.
Menurut Anggiluli, apapun keputusan partai akan tegak lurus melaksanakannya namun dinamika politik bisa berubah setiap saat.
“Kita lihat saja perkembangannya seperti apa, apalagi pilkada ini serentak seluruh Indonesia. Di PDI Perjuangan yang direkomendasikan ibu ketua umum, itu yang harus didukung,” katanya.
Lebih lanjut Anggiluli mengatakan, beberapa tokoh sudah menghubunginya sejak jauh-jauh hari.
Mereka pada intinya menyampaikan kompromi politik, mengajak sebagai cagub/cawagub maupun sekadar meminta dukungan atau restu.