TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Ketua Umum Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya Yanto Amus Ijie menyarankan sudahi polemik bakal calon (balon) Wali Kota Sorong Septinus Lobat oleh Partai Golkar.
Baca juga: Fopera Soroti Pengangkatan Pj Bupati Sorong, Yanto Ijie: Terlalu Diistimewakan
Yanto mengapresiasi DPP Partai Golkar yang mengusulkan salah satu intelektual tokoh muda anak Asli Papua yaitu Septinus Lobat.
“Septinus Lobat sebagai warga negara Indonesia dia mempunyai hak dan lindungi oleh Undang-Undang Otsus Papua,” katanya.
Ia meminta berharap Polemik tersebut tidak dibesar-besarkan atau dipersoalkan lagi.
Menurutnya, perdebatan Septinus Lobat sebagai balon Wali Kota Sorong harus feer terhadap balon yang lain.
"Kami melihat ada sekira 11 orang yang bacalon Wali Kota Sorong maupun pejabat publik lainya tidak di soroti ? terus hanya Septinus Lobat saja yang disoroti, nah itu ada apa," ucapnya.
Yanto mengatakan, para tokoh di daerah tidak membunuh karakter terhadap genarasi muda di tanah Papua khsususnya di Papua Barat Daya.
Baca juga: Golkar Rekomendasi Wabup, Sekda dan Kadis PUPR Sorong Selatan Maju Pilkada Bupati: Tahap Survei
Sepanjang mereka punya kesempatan untuk berkarir di politik nantinya agar dapat memberikan suport dan dukungan.
“Bukan kita membunuh karakter, nah itu yang tidak boleh, sepanjang dia (Septinus Lobat) memenuhi prosedur dan aturan," katanya.
Ia bilang, Septinus Lobat menghadiri undangan tersebut secara resmi oleh DPP Partai Golkar.
Di dalam isi surat tersebut di tanda tangani oleh ketua umum dan Sekertaris DPP Partai Golkar.
Artinya surat tersebut, kata dia, sah sekalipun DPD Partai Golkar di daerah menganggap itu tidak resmi.
Dia menegaskan untuk membangun tanah Papua khsususnya Kota Sorong agar setiap orang tidak dapat membeda-bedakan.
"Selama dia (Septinus Lobat) ingin mengabdi di negerinya sendiri untuk membuat karya-karyanya di tanah ini kenapa tidak. Dia orang Moi asli," pungkas dia.
Baca juga: Septinus Lobat Sah Maju Pilkada Kota Sorong 2024, Saatnya Putra Moi Tampil Memimpin
Sekartaris Umum Fopera Papua Barat Daya Sekaligus Pengamat Politik Papua Ortizan Kambu mengatakan, terjadi polemik pada tubuh Partai Golkar Papua Barat Daya.
Itu terjadi usai masuknya balon Wali Kota Sorong Septinus Lobat.
"Saya lihat setiap kepemimpinan yang terjadi di Kota Sorong hari ini terjadi krisis kepemimpinan," katanya
Dia bilang, di Kota Sorong OAP yang hari ini berkeinginan maju sebagai balon Wali Kota Sorong sudah minim.
Baca juga: Pj Gubernur Papua Barat Daya Bakal Panggil Septinus Lobat Terkait Kisruh Mandat Partai Golkar
Ketua DPD Partai Golkar Papua Barat Daya Lamberthus Jitmau harus belajar dari pemimpin lainnya.
"Seperti Emer Kambu, Tomi Mano Jhon Piet Wanane, Steafanus Malak dan lainya supaya jadi berkat buat banyak orang," ujarnya.
Lebih lanjut jelas dia, Putra Moi menjadi Balon Wali Kota Sorong yakni Septinus Lobat, bukan hal yang salah.
Septinus Lobat mempunyai hak yang sama untuk memimpin di Kota Sorong.
"Persoalannya menang atau kalau itu urusan nanti," ujar dia
Dirinya juga mengajak kepada tokoh nasional dan daerah agar mendukung Putra Moi.
Partai Golkar merupakan partai besar bukan partai keluarga.
"Orang yang takut makanya menitip kepemimpinan untuk istri atau anak, ini bukan pemilihan kepala kampung, supaya saya kasih isteri saya supaya jangan nanti dana kampung turunnya ke tempat lain," ucapnya.
Ia berharap kepada Lamberthus Jitmau agar merendahkan diri memberikan kesempatan kepada yang lain untuk memimpin Kota Sorong. (tribunsorong.com/aldy tamnge)