UMKM Corner

Kisah Mantan Napi di Sorong Bangkit dari Keterpurukan, Tekuni Usaha Minuman Beromzet Jutaan

Penulis: Ismail Saleh
Editor: Jariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MINUMAN KEKINIAN - Ahmad Bofan (27) menjaga outlet minuman kekinian “Slow Drink” miliknya di KM.9 depan PLTD Klasaman, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (2/2/2025).

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Bisnis minuman kekinian menjadi peluang usaha di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Satu dari sejumlah wirausaha muda yang menekuninya adalah Ahmad Bofan (27), warga Kota Sorong.

Bofan bahkan berhasil bangkit dari masa lalunya sebagai mantan narapidana (napi) setelah sekitar lima tahun membuka usaha minuman segar yang diberi nama “Slow Drink”. 

Baca juga: Kisah Takdir Rasyid, Pemuda Kota Sorong yang Sukses Bangun Usaha Kuliner "Tripel Z"

Ia kini memiliki dua outlet, yakni di KM 10 dekat lampu merah dan KM.9 depan PLTD Klasaman, Kota Sorong.

Bofan mengisahkan perjalanan hidupnya yang berliku, bahkan bangkit dari keterpurukan akibat terjerat kasus yang mengantarkannya ke balik jeruji besi.

Pada 2017, ia di tangkap karena keterlibatannya sebagai simpatisan organisasi terlarang Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). 

Baca juga: 3 Entrepreneur Muda Sorong Kolaborasi Bangun Usaha Printing, Usung Misi Bantu UMKM

Bofan terseret dalam lingkaran radikalisme yang membuatnya ikut menyebar video singkat mengenai dukungan terhadap gerakan ISIS pada saat itu. 

Ia kemudian ditangkap aparat kepolisian lalu divonis kurungan satu tahun penjara, namum ia hanya menjalani hukuman selama delapan bulan di Lapas Kelas IIB Sorong. 

Selama masa tahanan, Bofan mengaku mendapatkan banyak pelajaran hidup yang mana perbuatannya kala itu merupakan kesalahan. 

Kini setelah bebas, Bofan memutuskan menikah serta memulai hidup baru bersama istri.

 

Dorongan dari keluarga dan pasangan hidupnya membuatnya bertekad untuk meninggalkan masa lalunya. 

Bermodal keberanian dan dukungan penuh dari istri, Bofan memulai bisnis minuman sederhana meskipun saat itu persaingan cukup ketat, tetapi berusaha menjaga kualitas produk agar bisa bertahan di pasar.

“Kualitas harus dijaga. Itu kunci utama saya bisa tetap konsisten hingga sekarang,” kata Bofan kepada TribunSorong.com.

Baca juga: Pemkot Sorong Suntik Modal Usaha Rp3 Juta untuk 44 Pelaku Usaha Golongan Ekonomi Lemah

Menurutnya, dua outlet “Slow Drink” bisa meraup omzet hingga Rp3 juta per hari saat cuaca baik, namun saat hujan di kisaran Rp1,8 juta hingga Rp2 juta.

Halaman
12