"Kalau Anda memang sudah bercita-cita dari jauh-jauh hari, berniat sungguh-sungguh ingin puasa 10 Muharram dan Allah Maha Mengetahui, biarpun Anda dalam keadaan uzur, Anda sudah mendapatkan pahala," urainya.
Kendati demikian tidak ada amalan pengganti setara puasa Asyura. Namun Allah Maha Kasih tetap memberikan pahala kepada muslimah yang menyesal tak dapat berpuasa Asyura.
Buya Yahya menjabarkan niat puasa tidak harus diucapkan secara lisan menggunakan lafadz dalam Bahasa Arab.
"Kalau Anda ucapkan boleh-boleh saja, dipermudah saja, gara-gara diajari niat Bahasa Arab lalu tidak hafal kemudian tidak puasa nanti. Yang penting sebut nama puasanya misal Ya Allah hamba ingin puasa Asyura tanggal 10 Muharram nanti, Allah sudah paham," ujar Buya Yahya.
Waktu pelaksanaan niat dimulai saat maghrib sehari sebelum hari berpuasa atau bisa disebut malam harinya sebelum esok berpuasa. Ini karena maghrib telah masuk waktu berikutnya dalam aturan Islam.
Cara berniat untuk puasa Asyura, Buya Yahya mencontohkan langsung saja menyebut nama puasanya dalam hati, misalnya Aku niat puasa Asyura.
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa Tasua, sunah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala
Qadha Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.