Icon Kota Sorong

Tugu Jam, Saksi Bisu Titik Temu Generasi 80-an di Sorong, Kini Diselimuti Coretan Tangan Jahil

Penulis: Safwan
Editor: Petrus Bolly Lamak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUGU JAM SORONG - Tugu Jam putih di Jalan Ahmad Yani, Kota Sorong, Papua Barat Daya, tak hanya sekadar monument. Tugu ini saksi bisu sejarah dan pusat keramaian bagi pemuda Sorong era 80-an.

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Tugu Jam putih di Jalan Ahmad Yani, Kota Sorong, Papua Barat Daya, tak hanya sekadar monument.

Tugu ini saksi bisu sejarah dan pusat keramaian bagi pemuda Sorong era 80-an. 

Baca juga: Kisah Warga Permukiman Bantaran Kali Kud Kota Sorong Akrab dengan Banjir, Minta Tanggul Diperbaiki

Berdiri kokoh di area Toko Thio, tugu ini lebih dikenal dengan nama Bundaran Toko Thio.

Sebuah tempat bersejarah kini kondisinya kurang terawat.

Baca juga: Puncak Musim Hujan di Kota Sorong, Berikut Data Prakiraan Cuaca BMKG 3 Hari ke Depan

Tugu ini dibangun pertama kali pada masa kepemimpinan Bupati Sorong Joko Purnomo Adi (1986-1992).

Dan sempat diperbaiki kembali di era Bupati John Piet Wanane (1997-2007). 

Erik Marthino Yekwam (52), seorang warga Aspen Sorong, mengenang Tugu Jam sebagai "episentrum keramaian".

Menyatukan pemuda dari berbagai kawasan, seperti Aspen, Yohan, Kilo, dan Jalan Baru.

Baca juga: Forum Satu Data Indonesia Kota Sorong, Anshar Karim: Ini Landasan Utama Pembangunan

Dulu, sebelum era gawai canggih, Bundaran Toko Thio menjadi tempat andalan berdiskusi, bertukar cerita, dan bertemu teman sekolah. 

"Dulu belum ada handphone canggih, kita biasanya manfaatkan Bundaran Toko Thio jadi titik utama berbagi informasi keluarga, cerita, serta bertemu teman sekolah," kenang Erik.

Selain Tugu Jam, Sorong juga memiliki monumen bersejarah lain, seperti Tugu Pancasila dan Tugu Siswa. 

Sayangnya, kini Tugu Jam kurang terawat dan sering menjadi sasaran vandalisme, membuat pesonanya sebagai ikon kota memudar. 

Baca juga: KNPI Kota Sorong Satu Komando, Dualisme Itu Terjadi di Provinsi Papua Barat Daya

Erik berharap pemerintah daerah dapat melakukan peremajaan dan perawatan agar monumen ini tidak hilang ditelan zaman. (tribunsorong.com/safwan asahri)