Hubungan Diplomatik

Aneka Tarian Nusantara Ditampilkan pada Pentas Budaya di Aula KBRI Takhta Suci Vatikan

Pentas budaya bekerja sama dengan Komunitas Kebaya Menari digelar di Aula KBRI Takhta Suci, Roma, Italia, KBRI Takhta Suci, Sabtu (24/10/2025). 

Editor: Jariyanto
DOK. KBRI TAKHTA SUCI
PENTAS BUDAYA - Penari tampil dalam pentas budaya yang digelar di Aula KBRI Takhta Suci, Roma, Italia, KBRI Takhta Suci bekerja sama dengan Komunitas Kebaya Menari, Sabtu (24/10/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, ROMA - Pentas budaya digelar di Aula KBRI Takhta Suci, Roma, Italia, KBRI Takhta Suci bekerja sama dengan Komunitas Kebaya Menari, Sabtu (24/10/2025).

Tarian yang dipentaskan antara lain  tari Legong Bapang Durga (Bali), representasi agama Hindu.

Dalam sejumlah tulisan, termasuk jurnal ilmiah, Tari Legong Bapang Durga, disebut sebagai tari klasik.

Tarian ini pada tahun 1933 ditarikan oleh Ni Ketut Polok, seorang penari legendaris palegongan dari Kelandis, Denpasar yang menikah dengan Le Mayeur–seorang pelukis dari Belgia. 

Baca juga: Misa Perdana di Basilika St. Petrus Vatikan sepanjang 75 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Takhta Suci

Selain tari Legong  Bapang Durga, ditampilkan juga tari Bedhaya Ura-ura (Jawa,), representasi agama Katolik, dan Tari Zatin (Sumatera) representasi agama Islam.  

Tari Bedhaya pada awalnya difungsikan untuk sebuah pertunjukan atau ritual.

Tari Bedhaya Ketawang, misalnya,  merupakan jenis tarian kebesaran yang memiliki nilai kesakralan tinggi dan hanya dipentaskan dalam momen-momen istimewa seperti penobatan serta peringatan naik takhta raja di lingkungan Kesunanan Surakarta. 

Baca juga: Paus Leo XIV Sambut 200 WNI dalam Audiensi Khusus di Istana Vatikan

Oleh karena itu, tarian ini memiliki tempat khusus di hati masyarakat maupun keluarga keraton karena dianggap suci dan sarat makna spiritual.

Pentas budaya yang merupakan bagian rangkaian peringatan HUT Ke-75 Hubungan Diplomatik Republik Indonesia dan Takhta Suci dihadiri Menteri Agama Nassarudin Umar.

"Ini merupakan pengejawantahan dari motto bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika," kata Nasaruddin Umar dikutip dari keterangan tertulis KBRI Takhta Suci, Senin (27/10/2025).

Duta Besar LBBP RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono juga mengapresiasi Komunitas Kebaya Menari yang merupakan komunitas perempuan "interfaith".

"Ini mencerminkan realitas Indonesia yang beragam agama," katanya.

Trias menambahkan, komunitas ini memiliki misi mempopulerkan pemakaian kebaya ke masyarakat dengan menggunakan tari sebagai medium. 

Selain Menteri Agama Nasaruddin Umar, hadir pula sejumlah duta besar (antara lain Jepang, Lithuania, dan Angola), diplomat, pejabat Vatikan,  anggota Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi Roma (IRRIKA), diaspora Indonesia.

Para tamu undangan dan penonton juga disuguhi makanan Indonesia: rawon, mi goreng, tempe goreng, martabak, dan sebagainya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved