Ditandai Batuk, Berikut Gejala Difteri yang Jadi KLB di Garut

Penyakit difteri ditandai munculnya batuk akut, demam, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening selaput lendir.

Editor: Milna Sari
WARTA KOTA/Nur Ichsan
Imunisasi Difteri. 

Pengobatan difteri meliputi:

1. Menggunakan antitoksin difteri untuk menghentikan racun bakteri yang merusak tubuh. Perawatan ini sangat penting untuk infeksi difteri pernapasan, tetapi jarang digunakan untuk infeksi kulit difteri.

2. Menggunakan antibiotik untuk membunuh dan menyingkirkan bakteri. Hal ini penting untuk infeksi difteri pada sistem pernafasan dan pada kulit serta bagian tubuh lainnya (misalnya mata, darah).

Penderita difteri biasanya tidak lagi dapat menulari orang lain 48 jam setelah mereka mulai minum antibiotik.

Namun, penting untuk menyelesaikan penggunaan antibiotik secara lengkap untuk memastikan bakteri benar-benar dikeluarkan dari tubuh.

Setelah pasien menyelesaikan pengobatan lengkap, dokter akan melakukan tes untuk memastikan bakteri tidak ada lagi di tubuh pasien.

Komplikasi dari difteri pernapasan dapat meliputi:

1. Penyumbatan jalan napas.

2. Miokarditis (kerusakan pada otot jantung).

3. Polineuropati (kerusakan saraf).

4. Gagal ginjal.

Bagi sebagian orang, difteri pernapasan dapat menyebabkan kematian.

Bahkan dengan pengobatan, sekitar 1 dari 10 pasien dengan difteri pernafasan meninggal.

Tanpa pengobatan, setengah dari pasien bisa meninggal akibat penyakit ini.


Untuk mencegah penularan lebih luas, terdapat beberapa vaksin yang membantu melindungi terhadap difteri.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved