Ramadhan 2023
Pengertian Hisab Wujudul Hilal yang Jadi Metode Penentu 1 Ramadhan Versi Muhammadiyah
Inilah arti kata dan pengertian dari Hisab Wujudul Hilal yang jadi penentu 1 Ramadhan Versi PP Muhammadiyah.
Pengertian dari Hisab Wujudul Hilal yang Jadi Metode Penentu 1 Ramadhan Versi PP Muhammadiyah
TRIBUNSORONG.COM - Inilah arti kata dan pengertian dari Hisab Wujudul Hilal yang jadi penentu 1 Ramadhan Versi PP Muhammadiyah.
Metode Hisab Wujudul Hilal digunakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 2023.
Muhammadiyah akan mengawali bulan Ramadhan 1444 Hijriyah pada 23 Maret 2023.
Melalui metode ini, Muhammadiyah telah merilis tanggal-tanggal penting dalam Islam selama kurun waktu yang panjang.
Lalu apa itu metode Hisab Wujudul Hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah?
Agar kamu semakin paham tentang apa itu Hisab Wujudul Hilal, kamu bisa menyimak informasi di bawah ini.
TribunSorong akan menyampaikan kepadamu tentang apa itu Hisab Wujudul Hilal, lengkap dengan pengertian dari istilah tersebut.
Kamu juga bisa mengetahui hal-hal apa saja yang digunakan Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Istilah Rukyatul Hilal dalam Penentuan 1 Ramadhan 2023? Simak Penjelasannya
Pengertian Hisab Wujudul Hilal
Melansir dari tayangan Muhammadiyah Channel, Hisab Wujudul Hilal merupakan salah satu metode untuk menentukan penanggalan dalam kalender Islam.
Hisab Wujudul Hilal yaitu penggunaan perputaran bulan untuk menentukan penanggalan bulan Qomariyah.
Disebutkan jika penentuan kalender ini bisa dipakai untuk menentukan tanggal-tanggal penting puluhan bahkan ratusan tahun mendatang.
Mengutip dari laman Muhammadiyah, terdapat beberapa alasan Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal dalam penentuan awal Ramadhan, Syawal dan bulan Islam lainnya.
1. Semangat Al Quran ialah menggunakan hisab
Terdapat penjelasan dalam QS Ar Rahman ayat 5 yang mengatakan jika melakukan perhitungan perlu menggunakan gerak matahari dan bulan.
Kemudian pada QS Yunus ayat 5 juga dijelaskan, menghitung gerak matahari dan bulan memiliki kegunaan dalam penentuan bilangan tahun dan waktu.
2. Terdapat hadis-hadis tentang rukyat yang berillat
Menurut Rasyid Ridha dan Musthafa az-Zarqa terdapat perintah rukyat yang mengandung illat, atau memiliki alasan hukum tertentu.
Misalnya jika kondisi umat Islam pada suatu waktu masih belum mengenal baca tulis dan hisab.
Nah pada zaman Nabi dahulu menggunakan rukyat karena Islam baru saja berkembang di kawasan Arab.
3. Rukyat bukanlah ibadah, tetapi sebuah sarana
Dikatakan jika rukyat bukanlah bagian ibadah mahdhlah, tetapi hanya alat untuk menentukan waktu.
Rukyat tidak bisa menentukan waktu dalam jangka jauh dan tidak memungkinkan meramal sebuah waktu.
4. Rukyat tidak bisa digunakan untuk membuat kalender unikatif
Artinya pembuatan kalender saat ini sudah menggunakan perhitungan astronomis.
Jika menggunakan metode rukyat, terdapat kerepotan yang besar bagi penghitungnya.
Baca juga: Kumpulan Resep Menu Buka Puasa Ramadhan 2023: Kolak Labu Kuning, Lumpia Mi Soun & Tumis Jamur Tiram

5. Tanggal jauh tidak bisa menggunakan rukyat
Rukyat hanya bisa digunakan dalam jangka waktu yang pendek saja.
Sehingga tidak bisa menata waktu secara prediksif dari tahun ke tahun.
6. Awal bulan Islam tidak bisa disatukan dengan rukyat
Penggunaan metode rukyat tidak bisa menyatukan satu hari satu tanggal secara global.
Inilah yang menyebabkan tanggal hijriyah memiliki perbedaan di setiap negara.
7. Rukyat memiliki jangkauan yang terbatas
Rukyat tidak bisa meliputi seluruh kawasan di dunia, apalagi rukyat saat visibilitas pertama hanya meliputi sebagian muka bumi.
Hilal tidak dapat terukyat di seluruh muka bumi pada sore hari yang sama, sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan memulai awal bulan kamariah baru.
8. Penentuan puasa Arafah, rukyat bisa menimbulkan masalah
Penggunaan rukyat mengakibatkan tidak dapat menjatuhkan hari Arafah serentak di seluruh dunia sehingga menimbulkan masalah pelaksanaan ibadah puasa Arafah.
Hal itu akan berdampak kepada kawasan-kawasan yang jauh dari Mekah seperti Indonesia tidak serentaknya jatuh hari Arafah.
9. Pertimbangan faktor cuaca
Terdapat sebuah hadis dari Ibnu Umar riwayat Bukhari Muslim, jika hilal di atasmu terhalang awan, maka estimasikanlah.
Artinya hisab harus digunakan saat ada kendala menentukan rukyat karena faktor cuaca.
(TribunSorong)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.