Puasa Syawal

Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan? Bagaimana Hukumnya? Simak Tata Caranya Berikut

Inilah hukum mengerjakan Puasa Syawal secara tidak berurutan atau selang-seling, ketahui juga tata cara mengerjakannya.

Editor: Rahman Hakim
Instagram/dzulqarnainms
Puasa Syawal: Hukum berpuasa syawal secara tidak berurutan atau diselang-seling dalam pengerjaannya. 

Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan? Bagaimana Hukumnya? Simak Tata Caranya Berikut

TRIBUNSORONG.COM - Inilah hukum mengerjakan Puasa Syawal secara tidak berurutan atau selang-seling, ketahui juga tata cara mengerjakannya.

Puasa Syawal merupakan salah satu jenis puasa sunah yang dapat dikerjakan umat Islam.

Pausa Syawal bisa dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri selama 6 hari.

Lalu apakah boleh Puasa Syawal dikerjakan secara tidak berurutan?

Bagaimana tata cara mengerjakan Puasa Syawal selama 6 hari ini?

Untuk mengetahui informasi lebih detail, silakan simak artikel TribunSorong berikut ini.

Hukum Puasa Syawal Tidak Berurutan

Puasa Syawal adalah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal atau setelah lebaran Idul Fitri, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Dalam Islam, puasa Syawal hukumnya sunah.

Puasa sunah di bulan Syawal merupakan puasa yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW.

Pahala puasa syawal selama enam hari di bulan syawal seperti selama satu tahun penuh sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun (HR. Muslim)".

Lalu, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh selang-seling?

Dikutip dari laman Bima Islam Kemenag RI, disebutkan idealnya, puasa Syawal dilakukan secara berurutan dengan Ramadhan, yakni mulai tanggal 2 Syawal hingga tanggal 7 Syawal.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved