Pemprov Papua Barat Kucurkan Rp20 Miliar Tangani Banjir Kilo 9 dan 10 Sorong

Penanganan banjir di Kota Sorong katanya mencakup normalisasi kali, pembangunan talud, dan pengangkatan sedimen kali. 

Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Pengendara menerobos banjir yang menggenangi ruas Jalan Sungai Maruni, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (24/2/2023). 

TRIBUNSORONG.COM - Penanganan banjir di Kota Sorong, Papua Barat Daya masih berlangsung.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) PUPR Papua Barat Gerson Saiba mengatakan saat ini pengawas telah meninjau realisasi proyek penanganan banjir Kota Sorong.

"Dari Inspektorat (Papua Barat) dan BPK, juga staf kami di SDA ( PUPR Papua Barat ) sudah turun ke lokasi untuk mengecek pekerjaan," katanya di Manokwari, Selasa (23/5/2023).

Baca juga: Kota Sorong Rawan Banjir, Ketua Ikatan Arsitek Papua Barat Sarankan Solusi Ini

Penanganan banjir di Kota Sorong katanya mencakup normalisasi kali, pembangunan talud, dan pengangkatan sedimen kali. 

Ia mengakui permukaan kali menjadi dangkal imbas dari aktivitas masyarakat sekitar.

Mulai dari kebiasaan membuang sampah ke kali hingga aktivitas penggalian pasir.

"Saat hujan, membawa material (sampah dan pasir) menutup saluran (drainase), akhirnya yah banjir," kata Gerson Saiba.

Diketahui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat menghabiskan sekira Rp20 miliar untuk penanganan banjir di Kota Sorong.

Baca juga: Ribuan Jiwa Terdampak Banjir, BPBD Kota Sorong Imbau Warga Siaga Bencana Hidrometeorologi

Penanganan banjir di Kilo 9 dan Kilo 10 Kota Sorong, itu telah dimulai sebelum pemekaran DOB Papua Barat Daya.

Setelah proyek rampung, ucapnya, tinggal menyelesaikan proses pembayaran biaya pekerjaan yang ditaksir mencapai Rp 20 miliar itu.

Sebelumnya, Plt Kadis PUPR Papua Barat Yohanis Momot, mengatakan satu di antara hulu banjir yaitu di Kali Klagison Kilo 8 Kampung Kokoda, Kota Sorong.

Baca juga: Banjir Rendam Permukiman dan Jalanan Kota Sorong, Penanganan Dinilai Tidak Fokus

Menurutnya, Kali Klagison berada di area yang cukup rendah sehingga, ketika pasang, air laut memenuhi permukaan kali. 

"Pada kondisi itu, otomatis volume kali meningkat, namun tak memiliki jalur bermuara ke laut," kata Yohanis Momot, pada 24 November 2022.

Akibatnya, ucapnya, air kali yang sudah bercampur air laut, itu meluber dan merendam sejumlah kawasan di sekitarnya.

Mengatasi hal tersebut, menurut Yohanis Momot, solusinya adalah membuat beberapa lokasi pembagian aliran air.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul "PUPR Papua Barat Habiskan Rp 20 Miliar untuk Tangani Banjir Sorong"

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved