Apa Saja Keunggulan di 6 Daerah Bawaan Papua Barat Daya, Simak Ulasannya
Papua Barat Daya telah resmi secara dejure dan defacto menjadi provinsi ke-38 di Indonesia.
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua Barat Daya punya banyak sekali keunggulan yang dimiliki setiap kabupaten/kota.
Papua Barat Daya telah resmi secara dejure dan defacto menjadi provinsi ke-38 di Indonesia.
Peresmian provinsi termuda itu dilakukan di Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta pada, Jumat (10/12/2022) sekitar pukul 13.30 WIB.
Peresmian dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian didampingi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPD) Papua Barat Mamberop Rumkiek.
Ulasan keunggulan di enam daerah bawaan Papua Barat Daya
1. Kota Sorong
Kota Sorong adalah ibukota provinsi Papua Barat Daya, Indonesia.
Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935.
Sorong adalah kota terbesar kedua di Papua Indonesia, setelah Kota Jayapura.
Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk dan transit ke Provinsi Papua Barat Daya.
Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh kabupaten lain yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Nama Sorong berasal dari kata Soren.
Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang dalam dan bergelombang.
Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat.
Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum " (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan “Soren” yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Tionghoa, misionaris clad Eropa, Maluku dan Sangihe Talaud dengan sebutan Sorong.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.