Sorong Terkini
Pedagang Pasar Mariat Sorong Keluhkan Sepi Pembeli, Terpaksa Buang Jualan Karena Sering Busuk
Akibatnya sisa jualan dibawa pulang dan dibuang begitu saja, karena dibiarkan juga akan membusuk.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Setelah diresmikan aktivitas jual beli di Pasar Mariat, Kabupaten Sorong masih belum normal layaknya pasar pada umumnya.
Dampak dari hal tersebut sejumlah pedagang merasa kecewa lantaran barang dagangannya yang tidak laku.
Akibatnya sisa jualan dibawa pulang dan dibuang begitu saja, karena dibiarkan juga akan membusuk.
Baca juga: Pj Gubernur Muhammad Musaad Ingin Pasar Mariat Jadi Pusat Penyuplai Pangan di Papua Barat Daya
Salah satu pedagang di Pasar Mariat Fonita Sosior mengatakan sejak diresmikan pasar mariat dari tanggal 3 hingga kini hanya ada 9 ibu-ibu pedagang yang berjuang bertahan berjualan di Pasar ini dalam kondisi apapun.
"Meskipun penghasilan kami dari berjualan tidak seperti pedagang di Pasar lain kami memilih tetap berjualan di Pasar mariat, kadang kami peroleh keuntungan sehari Rp30.000 paling tinggi biasanya Rp100.000 sehari, kami tetap berjualan disini karena pemerintah sudah sediakan tempat ini kepada kami agar kami para pedagang tidak jauh-jauh pergi berjualan di Pasar Remu lagi," ujar Fonita kepada TribunSorong.com, Senin (27/6/2023).
Baca juga: Minibus di Mariat Sorong Tabrak Pagar Rumah hingga Roda Dua
Sambungnya, kadang kita punya dagangan pisang 3 hari kita buang, sayur hari ini kita ambil besok kita buang ambil yang baru lagi, sedangkan untuk cabe sama tomat kadang kalau tidak laku kita bagi ke teman-teman jualan saja agar tidak busuk begitu saja.
Baca juga: Pj Bupati Sorong Sebut Pemerintah Tak Boleh Tutup Mata Dalam Pengembangan Pasar Induk Mariat
Pedagang mama-mama Papua lebih memilih berjualan di Pasar Mariat lantaran akses dan biaya lagi ke pasar remu, serta lebih memilih berjualan di Pasar mariat karena pemerintah sudah sediakan tempat-tempat berjualan.
Fonita menambahkan pasar mariat akan ramai pengunjung hanya ketika ada acara atau kegiatan baru ramai, tapi kalau hari biasanya pasar sepi bahkan yang sering berdagang hanya ada 9 pedagang.
"Pasar mariat ini dorang kasih nama kapal selam karena rame pada saat ada acara saja setelah itu sudah tidak lagi, selain itu kami juga malu karena pasar ini dicap sebagai pasar dapur karena kami 9 orang ini saja yang tetap berdagang, kami masyarakat ini punya hidup dari pasar ini sudah karena hasil dagang ini yang dapat memenuhi kebutuhan kami," tuturnya.
Baca juga: Kondisinya Belum Sempurna, Pasar Induk Mariat Diresmikan Pj Bupati Sorong
Para pedagang mengeluh lantaran sepi pembeli yang berkunjung ke pasar mariat, serta akses jalannya yang harus dijadikan sebagai jalur alternatif utama agar dapat dijadikan terminal maka para pembeli akan sering berkunjung.
Baca juga: Pj Bupati Sorong Sebut Pemerintah Tak Boleh Tutup Mata Dalam Pengembangan Pasar Induk Mariat
Fonita meminta kepada pemerintah agar kalau bisa menutup pasar pagi dan sore, agar aktivitas jual beli dipindahkan semua ke Pasar Mariat maka pasar dapat berjalan normal dan maju layaknya pasar pada umumnya.
Baca juga: 4 Kali Pasar Induk Mariat Sorong Diaktifkan, Pj Bupati: Ini Terakhir
"Kami pedagang punya hidup dari pasar ini sudah apapun yang terjadi kami tetap berjualan di pasar ini karena kalau bukan kita siapa lagi, jadi kami harap pemerintah segera jadikan jalur pasar ini sebagai jalur utama dan yang lainnya ditutup saja untuk memajukan pasar ini," pungkasnya.
(tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.