Jadikan EBT Program Prioritas, Pemkab Tambrauw Targetkan Punya PLTA
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tambrauw menargetkan mempunyai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Penulis: Ilma De Sabrini | Editor: Intan
TRIBUNSORONG.COM, SORONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tambrauw menargetkan mempunyai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Bukan tanpa alasan, menurut Kepala Bapeda (Kabid) Litbang Kabupaten Tambrauw Mousche W. J. Woria tambrauw memiliki daerah aliran sungai (DAS) yang banyak, sehingga berpotensi untuk membangun PLTA.
“Sektor unggulan kami itu energi baru dan terbarukan (EBT), karena kami punya sekitar 1.500 sungai dan anak sungai. Semua itu potensi bisa menghasilkan listrik untuk masyarakat Tambrauw,” kata Mousche W. J. Woria dalam siniar The Leaders di kanal YouTube TribunSorong, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Kepala Distrik se-Kebar Raya Tambrauw Bersama Warga Gotong Royong Sambut HUT Ke-78 RI
Dari potensi tersebut Mousche W. J. Woria mengatakan pihaknya menargetkan akan memiliki PLTA kedepannya. Dia juga berharap ada kerja sama dengan PLN.
“Kita punya potensi menghasilkan 600 megawatt dari DAS yang dihasilkan melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Kita targetkan itu (PLTA),” ucapnya.

Dia menjelaskan saat ini pihaknya sudah mulai menerapkan EBT, satu di antara penerapannya Pemkab Tambrauw memiliki pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM). Hal itu menurutnya merupakan bentuk keseriusan Pemkab Tambrauw sebagai kabupaten konservasi.
Sebagai informasi, Pemkab Tambrauw memiliki 4 sektor unggulan yang tengah didorong pelaksanaannya. Keempat sektor tersebut yaitu sektor perikanan, pertanian, pariwisata, dan EBT.
Tambrauw juga telah dijadikan sebagai kabupaten konservasi melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat.
Kabupaten konservasi merupakan wilayah administratif yang menyelenggarakan pembangunan berlandaskan pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan kekayaan alam untuk menjamin kesejahteraan dan kelestarian hutan.
Pada saat ini terdapat 29 distrik dan 216 kampung di Kabupaten Tambrauw, sedangkan luas wilayah daratannya mencapai 11.529 kilometer persegi.
Pada penelitian disertasi ilmu kehutanan yang diterbitkan Universitas Gajah Mada (UGM), pola ruang Kabupaten Tambrauw yakni 24 persen kawasan budidaya dan 76 persen kawasan lindung. Adapun kawasan kategori lindung di kabupaten ini sebesar 91,8 persen.
Pemkab Optimis Jadikan Tambrauw Pusat Ekspor Tuna Sirip Kuning ke Jepang
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tambrauw optimis wilayahnya dapat menjadi pusat ekspor tuna sirip kuning di Papua Barat Daya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bapeda Litbang Kabupaten Tambrauw Mousche W J Woria.
“Pada sektor perikanan, kabupaten Tambrauw punya potensi tuna sirip kuning yang luar biasa. KKP (Kementerian Kelautan, dan Perikanan) mengatakan bahwa perairan laut kami banyak tuna sirip kuning dan biru yang luar biasa,” kata Mousche W J Woria dalam siniar The Leaders di kanal YouTube TribunSorong.com, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Jadi Kabupaten Konservasi, Pemkab Tambrauw Batasi Investasi Skala Besar, Singgung soal Lahan Sawit
Dia meminta pemerintah pusat melirik Tambrauw sebagai wilayah strategis pengekspor tuna sirip kuning ke Jepang.
Bukan tanpa alasan, menurutnya letak geografis Tambrauw yang lebih dekat dengan Jepang memungkinkan pengiriman ikan tuna yang lebih segar.
Apabila tuna segar dapat dikirim ke Jepang, maka nilai ekonomis akan meningkat.
Dia menjelaskan hal tersebut akan menguntungkan para nelayan.
“Kenapa tidak bangun pabrik ekspor di Tambrauw? Hanya butuh dua jam kami bisa menangkap tuna segar, kemudian kita produksi dan kami kirim ke Jepang. Kalau ikannya segar harganya pasti luar biasa,” ucapnya.
Dari segi ketersediaan sarana transportasi, menurut Mousche W J Woria Tambrauw telah siap.
Dia mengatakan di Tabrauw sudah ada bandara yang memadai untuk pesawat.
Hanya saja pihaknya perlu dukungan anggaran dan kebijakan yang mendukung mimpi besar tersebut.
“Kami bandara sudah ada. Kalau dibutuhkan bandara untuk pesawat kargo kami siap kembangkan (bandara). Agar mudah kami kirim ikan tuna ke Jepang,” katanya.
Saat ini sudah ada sejumlah wilayah yang dijadikan sebagai pusat ekspor tuna sirip kuning di Indonesia, di antaranya adalah Kabupaten Biak Numfor, Kota Surabaya, dan Gorontalo.
(Tribunsorong.com/ilma de sabrini)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.