Relawan Jadi Korban Pelecehan
Korban Beber Modus Perekam Video Dirinya di Kamar Mandi saat Menjadi Relawan di Tambrauw
Aktivitas korban berinisial EES (25) di kamar mandi direkam secara diam-diam oleh pelaku berinisial ADW (24) lalu videonya pun terseber.
TRIBUNSORONG.COM - Relawan perempuan yang mengabdi di Tambrauw, Papua Barat Daya yang menjadi korban perbuatan tak senonoh rekan laki-laki setimya viral di Twitter dan juga mendia sosial lainnya.
Aktivitas korban berinisial EES (25) di kamar mandi direkam secara diam-diam oleh pelaku berinisial ADW (24) lalu videonya pun terseber.
Peristiwa itu membuat korban merasa terpukul sebagaimana diungkapkan dalam story Instragram (IG) @eka***** yang diunggah pada Sabtu (26/8/2023).
Dilansir dari TribunnewsSultra.com, EES menyebut terduga pelaku berasal dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca juga: VIRAL, Relawan Perempuan Mengabdi di Tambrauw Jadi Korban Pelecehan Rekan Sendiri
ADW kini bekerja di instansi pemerintah berstatus PPPK di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Ia juga disebut-sebut mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebuah kampus kesehatan di Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Bagaimana kronologi peristiwa perekaman video di kamar mandi tersebut hingga akhirnya tersebar?
Korban EES pun menceritakan kisah lengkap mulai awal perkenalan, kronologi video direkam, hingga dia melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.
Berikut kisah selengkapnya berdasarkan keterangan tertulis yang dikirim korban EES:
Saya EES (25), nama disamarkan, NST (Nusantara Sehat Tim) Batch 18 penempatan Kwoor, Tambrauw, Papua Barat Daya.
Tim terdiri atas 7 orang (5 perempuan, 2 laki-laki), tinggal dalam 1 rumah (kamar dan kamar mandi yang berbeda).
Dalam tim tidak ada masalah antara saya dan pelaku.
Di rumah juga tidak ada yang mencurigakan.
Baca juga: Peserta Miss Universe Indonesia Diduga Alami Pelecehan Seksual, Foto dan Body Check Tanpa Busana
Justru yang bersangkutan paling sering menemani saya turun lapangan.
Kemudian bersama teman-teman kami mengusahakan @tamanbelajar_nusantara.
Hubungan tim waktu itu sangat baik, sudah seperti keluarga sendiri.
Sekitar September 2022 saya dan pelaku (ADW) mengikuti kegiatan di Kota Sorong.
Tinggal di rumah salah satu teman bersama ADW (24), tuan rumah (3 orang dewasa), teman YS , ZR, TN yang bergabung dalam kegiatan tersebut.
Belum ada kecurigaan sama sekali, karena pelaku paling baik di dalam tim, taat ibadah, sopan, paling aktif bekerja, paling dekat dengan masyarakat.
Tapi ternyata ADW sebelum saya masuk kamar mandi, dia sudah memasang kamera di atas bak mandi secara tersembunyi.
(Saat itu saya belum tahu perbuatannya dan kemungkinan video yang tersebar berhasil diambil pada saat itu).
Kegiatan tersebut berlanjut di beberapa kampung Di Wilayah Distrik Bikar, Distrik Kwoor, dan Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw.
Di distrik Bikar kami menginap di salah satu bandara yang sementara tidak aktif, tinggal bertiga.
Gerak gerik mencurigakan dimulai di sini.
Setiap kali dia melihat pergerakan saya mau mandi, ADW langsung bergegas mandi duluan.
Terkadang alasan mau salat jadi minta duluan sehingga saya izinkan.
Baca juga: Paus Fransiskus: Korban Pelecehan Harus Diterima dan Didengarkan, Ajak Pemurnian yang Rendah Hati
ADW meninggalkan HP tanpa terbungkus di saku celana yang digantung dalam kamar mandi tempat saya mandi.
Ada kecurigaan, jadi saya keluarkan gantungan tersebut.
Dia selalu modus pura-pura lupa simpan HP di mana dan saya pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
Kemudian hal yang sama berlangsung lagi dan ADW melarang saya mengeluarkan barang gantungannya.
Saya curiga dan memeriksa isi gantungan, ternyata HP lagi.
HP diikat dalam tas hitam bersama pakaian kotor dan digantung di pintu kamar mandi.
Karena sangat curiga, saya memeriksa HP tersebut (kebetulan karena kegiatan, saya tahu sandi HPnya waktu itu) dan tidak ada aktivitas kamera sama sekali.
Aplikadi yang baru terbuka juga tidak ada yang aneh dan saya beranikan diri membuka privasi orang (galery) juga tidak ada foto saya/video yang aneh.
Oke tidak berani scroll terlalu jauh karena mengingat privasi orang.
Baca juga: Sosok Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA Meninggal Dunia, Masa Lalu Ayah Jadi Inspirasinya
Kecurigaan hilang karena tidak ada bukti.
Tidak cerita ke siapapun karena takut fitnah.
Sampai akhirnya teman tim atas nama ES (27) merasakan hal yg sama ketika mereka menumpang di kamar mandi orang lain (di penempatan air susah jadi terkadang numpang).

Saya merupakan salah satu anggota tim yang paling jarang menumpang di kamar mandi orang lain.
Lebih baik memilih angkat air jauh daripada menumpang.
Kemudian, akhir tahun libur Natal dan tahun baru saya izin pulang kampung dan mengikuti satu kegiatan di salah satu hotel di Kota Sorong.
Kebetulan ADW sudah terlebih dahulu di Kota Sorong karena proses pendaftaran PPPK (P3K) yang ADW ikuti.
Di hotel kami bertiga (perempuan) dan ADW datang berkunjung karena hari itu kami mengerjakan laporan.
Ketika mau mandi, ADW bergegas memotong jalan dengan alasan kebelet.
Saya dan ES curiga dan saling komunikasi lewat HP.
Dalam kamar mandi, ADW menyalakan keran air agar menyembunyikan apa yang dia mau lakukan.
Tapi saya dan ES mendengar suara kantong kresek dari arah kamar mandi.
ES tidak berani mandi duluan, sehingga saya masuk dan memeriksa isi kamar mandi hotel.
Saya temukan HP dalam kantong kresek hitam yang dilubangi khusus untuk kamera.
Jadi saya menutup kamera tersebut dengan barang-barang sehingga merasa aman untuk mandi.
Sekali lagi saya pura-pura tidak mengetahui apapun untuk mengumpulkan bukti.
Lanjut nginap di rumah teman karena rencana berangkat ke bandara dari rumah tersebut, sekalian menyapa teman dan keluarganya.
A kebetulan juga ada di situ.
Hal yang sama dia lakukan di kamar mandi.
Tapi ketika saya mengambil HP di lantai 2, ADW kembali masuk kamar mandi untuk mengambil HP yang sudah dia pasang.
Kali itu gagal melakukan aksinya, saya mandi dengan tenang.
Ternyata, dia mengatur kamera tersebut di antara barang-barang di atas lemari dalam kamar tempat saya tidur (dia tidur di ruang tengah dekat kamar).
Karena curiga, saya mencari kamera sampai akhirnya dapat dan saya dokumentasikan.
Karena takut, saya tidak berani menanyakan langsung.
Takut ADW nekat melakukan hal jahat untuk menutupi aksinya.
Lanjut ke bandara, ADW ikut mengantar.
Saya japri ADW dan menanyakan maksudnya menyimpan HP di kamar.
Baca juga: Polres Fakfak Tangani Kasus Perdagangan Manusia, Kapolres Sorong Selatan Minta Warga Waspada
Waktu di ruang tunggu, ADW tiba-tiba menelepon dan menangis mengakui kesalahannya dan mengakui sedang stres karena ortunya akan bercerai (padahal tidak ada hubungannya).
Dia mengakui tidak berhasil merekam apapun dan membuktikan rekam layar galeri dan hidden folder.
Kali itu saya maafkan dan percaya serta merasa aman karena selama ini menggagalkan aksinya.
(Ternyata jauh sebelum itu sudah pernah berhasil mengambil video).
Bukti yang selama ini ada saya minta untuk tetap disimpan oleh salah satu teman tim yakni PA (26).
Tidak ada masalah.
Yang bersangkutan lulus P3K dan meninggalkan penempatan bulan Januari.
Tidak ada masalah sampai hari ini.
Tiba-tiba Kamis 24 Agustus pagi hari saya dapat info dari salah satu teman/tetangga yang kebetulan berlabuh di Kalimantan dan mendapat video random muncul di Twiter atas nama, foto dan video mirip saya.
Beliau menginfokan bahwa video tersebut pasti direkam diam-diam.
Saya meminta beliau untuk merekam layar akun tersebut.
Baca juga: Komnas Perempuan Desak Polisi Buru Pelaku Kasus Perdagangan Orang di Sorong, Ada Indikasi Sindikat
Saya langsung menghubungi ADW (satu-satunya tersangka) dan ADW tidak mengakui dengan alasan waktu itu sudah membuktikan.
Saya mengancam ADW jika tidak menghapus video dan akun, akan saya bawa ke jalur hukum.
Tidak lama setelah itu, akun tersebut hilang.
Keluarga coba menghubungi, ADW akhirnya mengakui kesalahannya (ada rekaman).
Tapi sekarang ADW sudah memblok nomor saya dan keluarga.
Kemudian, pagi ini Sabtu 26 Agustus 2023, saya melapor ke Polres Kota Sorong.
Saya diarahkan untuk pembuat surat pengaduan dan dimasukkan langsung ke kapolres pada hari Senin.
Sebelum pulang, saya tanyakan gambaran proses penyelesaian kasus ini seperti apa.
Katanya sudah benar jika kasus diproses di Kota Sorong karena TKP di Kota Sorong.
Kemudian karena ADW di Pontianak maka polisi yang ditugaskan dari Sorong yang harus menjemput ke sana, di mana transpor yang dikeluarkan itu harus ditanggung oleh pelapor.
Alasannya anggaran tahun ini sudah habis.
Dan memang kasus pelanggaran UU ITE katanya yang paling sulit dan panjang serta mengeluarkan banyak biaya sehingga disebut ‘kasus orang kaya’.
Nah, sebelum proses penangkapan perlu dilakukan penyidikan dan mengundang ahli IT (entah dari kota mana) untuk memastikan kebenaran video yang beredar benar adalah saya.
(Kalau ga salah tangkap), segala pengeluaran juga ditanggung pelapor.
Saya tanyakan proses pembuktiannya berapa lama, katanya belum ada kasus yang prosesnya di bawah 21 hari.
Pasti lebih dan entah berapa lebihnya.
Belum lagi proses persidangan yang memakan waktu yang banyak, frekuensi bisa 5-6 kali atau lebih tergantung kondisinya nanti seperti apa itu ada di tangan kejaksaan. Katanya
Masalahnya, saya dan tim sudah di akhir masa tugas dan harus kembali ke kampung masing-masing.
Untuk menghadirkan saksi sangat lah susah dan makan biaya.
Sehingga saya sendiri merasa sangat berat untuk memproses kasus ini sampai akhir.
Terkait aduan EES tersebut, TribunSorong.com juga sudah mencoba menghubungi ADW melalui nomor telepon seluler (ponsel) yang tertera dalam IG @tamanbelajar_nusantara, namun tidak aktif.
Upaya lainnya menghubungi nomor lainnya yang terncatum di IG yang sama namun orang berbeda.
Dari percakapan singkat melalui pesan WhatsApp, ia tidak lagi memiliki nomor telepon ADW.
Menurutnya ADW juga sudah tidak aktif lagi di Taman Belajar Nusantara sejak sudah diterima menjadi PPPK di Pontianak. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul "Kisah Lengkap Curhat Wanita Korban Video Tak Senonoh di Papua, Sosok Perekam Diduga Pria Asal Konawe"
Tokoh Perempuan Papua Ludia Mentansan Pertanyakan Keterwakilan Perempuan di Bawaslu Raja Ampat |
![]() |
---|
Pj Bupati Tambrauw Bacakan Lima Aksi Penting Pemda di HUT Proklamasi |
![]() |
---|
Perempuan Nomor 1 di Papua Barat Daya Ini Jadi Rebutan Swafoto Peserta Upacara 17 Agustus |
![]() |
---|
Paus Fransiskus: Korban Pelecehan Harus Diterima dan Didengarkan, Ajak Pemurnian yang Rendah Hati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.