Sopir Angkot Sorong Mogok

Dukung Gagasan Smart City, Pemuda Moi Sorong Ini Kritik Sopir Angkot soal Demo Driver Online

Kritikan tersebut juga datang dari Tokoh Pemuda Suku Moi Sorong, Papua Barat Daya, Torianus Kalami, Selasa (26/9/2023).

Penulis: Safwan | Editor: Intan
tribunsorong.com/safwan ashari
Tokoh Pemuda Suku Moi Sorong, Papua Barat Daya, Torianus Kalami, Selasa (26/9/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Gelombang unjuk rasa dari puluhan sopir angkot kota (angkot) di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, belum lama ini menuai kritikan dari sejumlah pihak.

Kritikan tersebut juga datang dari Tokoh Pemuda Suku Moi Sorong, Papua Barat Daya, Torianus Kalami, Selasa (26/9/2023).

"Sorong merupakan pusat dan wajah pertumbuhan ekonomi di semenanjung Tanah Papua," ujar Torianus kepada TribunSorong.com melalui telepon.

Harusnya, masyarakat yang bermukim di Sorong segera bergegas menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan zaman.

Baca juga: Soal Tolak Driver Online, 1.200 Sopir Angkot Sorong Terancam Gulung Tikar

Puluhan sopir angkot blokade jalan simpang empat Maranatha, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (25/9/2023).
Puluhan sopir angkot blokade jalan simpang empat Maranatha, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (25/9/2023). (tribunsorong.com/safwan)

Pasalnya, hingga kini sejumlah kota lain di Tanah Papua semisal Manokwari hingga Jayapura, telah merasakan operasional driver online.

Ia mengaku, Sorong sejak awal telah dicanangkan oleh pemerintah agar menjadi daerah smart city atau kota pintar.

"Pemimpin terdahulu telah mencanangkan Sorong menjadi daerah smart city di semenanjung West Papua," katanya.

Tori sapaan akrabnya itu menjelaskan, komitmen di balik konsep Sorong menjadi smart city yakni mengarah ke digitalisasi.

Konsep digitalisasi tersebut termasuk di dalam yakni kendaraan driver online yang didemo oleh sejumlah sopir angkot.

Baca juga: Sopir Angkot Mogok, Ini Janji Dinas Perhubungan Papua Barat Daya

Olehnya itu, gagasan smart city yang dicanangkan oleh pemerintah terdahulu, nantinya bermuara ke era teknologi.

"Kita tidak bisa menghindar dari teknologi, kalau ada penolakan dan tidak senang ya kamu keluar ke tempat lain," tegasnya.

"Jangan saling menyingkirkan itu tidak baik, kami minta harus ikut perkembangan."

Pemuda asal Suku Moi Sorong meminta, semua pihak yang ada di wilayah Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya harus menerima sebuah perkembangan zaman.

Jika sebuah perkembangan zaman baik bagi masyarakat, maka sebagai generasi muda Moi Sorong tetap mendukung.(tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved