Sejumlah Kepala Kampung Pertanyakan Biaya Training Rp19 Juta, Begini Reaksi Kadis PMK Raja Ampat
Sejumlah kepala kampung di Kabupaten Raja Ampat mempertanyakan anggaran Rp19 juta yang disetor ke pihak ketiga sebagai penyelenggara kegiatan training
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Intan
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI- Sejumlah kepala kampung di Kabupaten Raja Ampat mempertanyakan anggaran Rp19 juta yang disetor ke pihak ketiga sebagai penyelenggara kegiatan Training dan Edukasi Aplikasi Smart Kampung yang digelar di Waisai Raja Ampat, pada 31 Oktober 2024 lalu.
Mewakili para kepala kampung di Kabupaten Raja Ampat, Kepala Kampung Gag, Muhdas Umar, kepada awak media mengaku kecewa dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) dan penyelenggara kegiatan.
Menurutnya, kegiatan selama dua hari dengan beban biaya Rp19 juta per kampung, namun pihaknya dilayani dan diperlakukan tidak memuaskan.
Muhdas Umar mengaku selama dua hari mengikuti kegiatan, namun dirinya bersama teman-teman Kepala Kampung yang lain dikeluarkan dari penginapan dengan cara yang tidak etis.
Baca juga: Pertamina Diminta Siapkan Stok BBM di Raja Ampat Jelang Pemilu 2024, Ini Alasannya

"Kami (para kepala kampung) diminta untuk ikut kegiatan Smart Kampung, selama dua hari. Terus kami dikeluarkan begitu saja," tegas Umar.
Padahal menurutnya setiap kampung telah melakukan pemotongan dana DDS sebesar Rp19 juta dari 117 Kampung untuk pelaksanaan kegiatan Smart Kampung yang difasilitasi oleh Dinas PMK Kabupaten Raja Ampat.
Ia pun berharap dari anggaran yang dibebankan masing-masing kampung itu, sudah termasuk dengan uang duduk (lunsum selama mengikuti kegiatan), namun ternyata setelah kegiatan itu berakhir, apa yang diharapkan itu tidak kunjung ada.
"Padahal anggaran yang dipotong dari dana DDS sebesar 19 juta, sampai kegiatan selesai, kami sama sekali tidak dapat uang duduk," terangnya.
Kata Muhdas Umar, pihaknya sempat dijanjikan oleh Dinas PMK dan penyelenggara kegiatan bahwa setelah ASN terima gaji pada tanggal 5, maka hak mereka akan dibayarkan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Kampung Kabupaten Raja Ampat, Abner Sanoy, saat dikonfirmasi mengatakan apa yang disampaikan Kepala Kampung itu keliru.
Baca juga: Satu-satunya di Indonesia Timur, Pemkab Raja Ampat Raih Penghargaan Tertinnggi Pelayanan Publik
Ia pun menjelaskan bahwa kegiatan Training Smart Kampung bukan merupakan program Dinas PMK, melainkan program dari kampung yang rancang bersama pendamping.
"Kegiatan itu bukan merupakan program Dinas PMK, kami tidak punya program itu dan tidak ada di dalam DIPA untuk menggelar kegiatan Smart Kampung. Program itu diramu oleh pendamping bersama kepala kampung, sehingga disepakati anggarannya dari setiap kampung sebesar Rp19 juta," jelas Sanoy.
Ia juga mengatakan dengan tegas bahwa kegiatan Smart Kampung itu hanya diikuti oleh 82 kampung, bukan 117 kampung sama seperti yang disampaikan Kepala Kampung Gag.
"Yang mengikuti kegiatan Training Smart Kampung itu hanya 82 kampung, bukan 117 kampung. Sisanya yang tidak ikut itu, karena mereka tidak mau anggarka kegiatan itu dalam anggaran pendapatan dan belanja kampung mereka," terangnya.
"Jadi bukan 117 kampung dengan jumlah anggaran dua miliar lebih, itu tidak benar. Sehingga kampung-kampung yang ikut kegiatan itu karena itu sudah dianggarkan dalam mereka punya APBK," lanjutnya.
Baca juga: Penguatan Literasi Baca Tulis Tim PPK Ormawa Himapersada UNIMUDA di Kampung Usaha Jaya Raja Ampat
Pertamina Diminta Siapkan Stok BBM di Raja Ampat Jelang Pemilu 2024, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Satu-satunya di Indonesia Timur, Pemkab Raja Ampat Raih Penghargaan Tertinggi Pelayanan Publik |
![]() |
---|
Penguatan Literasi Baca Tulis Tim PPK Ormawa Himapersada UNIMUDA di Kampung Usaha Jaya Raja Ampat |
![]() |
---|
Pemprov PBD Disarankan Jembatani Penyelesaian Kasus Perusakan Asrama Mahasiswa Raja Ampat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.