Sumber Daya Manusia Raja Ampat
Kadis Pendidikan Raja Ampat Respons Video Viral soal Ketidakjelasan Beasiswa Mahasiswa di Yogyakarta
Dijelaskannya, para mahasiswa itu adalah mereka yang tidak lolos dalam seleksi program afirmasi pendidikan tinggi 2023.
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat Juariah Saefudin mengklarifikasi terkait 28 mahasiswa yang dikabarkan terlunta-lunta, kelaparan serta belum membayar kos di Yogyakarta.
Menurutnya, Pemkab Raja Ampat, Papua Barat Daya tidak pernah menjanjikan beasiswa apapun kepada puluhan mahasiswa.
Baca juga: Beasiswa Pemda Raja Ampat, Peroleh Predikat Memuaskan 70 Bunda PAUD Lulus Ujian Skripsi
Dijelaskannya, para mahasiswa itu adalah mereka yang tidak lolos dalam seleksi program afirmasi pendidikan tinggi 2023.
"Kemudian melalui dua alumni mahasiswa Raja Ampat dari Jogja datang bawa program pendidikan yang katanya ada beasiswa itu. Dibawalah mereka kuliah di Jogja dengan biaya administrasi Rp5 juta sambil menunggu proses beasiswa dimaksud," kata Juariah Saefudin.
Kata Juariah Saefudin, beasiswa yang dimaksudkan adalah beasiswa pemerintah pusat yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Awalnya telah dibebankan dari orang tua mahasiswa sebesar Rp5 juta untuk biaya administrasi, itu melalui salah satu staf saya yang awalnya saya tidak tahu. Lalu selebihnya itu pengurusan beasiswa yang dibiayai pemerintah pusat melalui Kartu Indonesia Pintar," katanya.
Oleh karena itu, Pemda Raja Ampat tidak pernah menjanjikan memberi beasiswa kepada 28 mahasiswa, sebab tidak ada dasar kerja sama atau MoU antara pemda dengan perguruan tinggi tersebut.
Baca juga: Mahasiswa Raja Ampat di Kota Studi Kabupaten Sorong Siap Bentuk Ikatan Mahasiswa
Ditambah lagi mereka waktu masuk ke perguruan tinggi itu persis di pertengahan tahun, sehingga tidak ada pos anggaran untuk hal itu.
Sementara terkait biaya sebesar Rp5 juta yang dibebankan dari orang tua mahasiswa untuk uang administrasi, menurut Juariah sebelumnya tanpa ada koordinasi dengan dirinya sebagai kepala dinas pendidikan.
Baca juga: Bupati Raja Ampat AFU Raih Gelar Magister Pendidikan, Sah Jadi Alumnus IAIN Sorong
Adapun biaya keberangkatan 28 anak saat itu dari Sorong menuju Yogyakarta dibiayai oleh dinas pendidikan atas kebijakan dirinya sebagai kepala dinas.
Sebelumnya, viral unggahan video di akun Instagram @coretan_papua yang menayangkan curhatan mahasiswa asal Raja Ampat.
Mereka menyampaikan keluhan bahkan harus menahan lapar di Yogyakarta karena beasiswa yan dijanjikan Pemkab Raja Ampat tidak ada kejelasan.
Sebanyak 28 mahasiswa tersebut kemudian mengadu ke Ombudsman Republik Indonesia Perwalikan DIY (ORI DIY), Senin (11/12/2023).
Dalam video itu ada Sekjen IPMA-Papua Ito Mamoribu ikut mendampingi para mahasiswa.
Ia menyebut kontribusi pemda sejauh ini baru sebatas memberikan akomodasi tiket dari Raja Ampat ke Yogyakarta.
Adapun biaya pendidikan di kampus maupun kebutuhan hidup sehari-hari belum diberikan. (tribunsorong.com/willem oscar makatita)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.