Hari Nyepi
Sambut Hari Nyepi, Karyawan Hotel Vega Kota Sorong Rangkai Ogoh-ogoh dari Bahan Tradisional
Perayaan tersebut ditandai dengan adanya sejumlah upacara seperti upacara Melasti, upacara persembahyangan di laut maupun danau.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG – Menyambut Hari Suci Nyepi tahun baru Caka ke-1946 warga beragama Hindu akan melaksanakan rangkaian penyucian diri dan lingkungan sekitar dengan khidmat dan khusyuk.
Perayaan tersebut ditandai sejumlah upacara seperti upacara Melasti, upacara persembahyangan di laut maupun danau.
Baca juga: Terlibat Perselingkuhan dan Pencurian, Dua Anggota Polres Sorong Dipecat
Upacara ini dipercaya sebagai sumber air suci dan upacara Tawur Agung Kesanga untuk keharmonisan alam dan semesta.
Tepat satu hari sebelum Hari Suci Nyepi masyarakat beragama Hindu akan mengadakan Pengerupukan, yang memiliki makna mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar.
Bhuta Kala digambarkan sebagai puaka atau raksasa besar dan menakutkan yang melambangkan unsur buruk dan negatif.
Ngrupuk dilakukan dengan tradisi arak-arakan ogoh-ogoh diiringi gamelan dan obor/dupa.
Baca juga: Dinkes Kota Sorong Bongkar Data Anak Terpapar HIV, Usia Remaja Mudah Terpapar Akibat Pergaulan Bebas
Tujuannya agar Bhuta Kala beserta segala unsur negatif lainnya menjauh dan tidak mengganggu kehidupan umat manusia.
“Biasanya dilakukan saat sore hari antara pertemuan siang dan malam atau dalam bahasa Bali disebut Sandi Kala,” kata Director of Finance Vega Prime Hotel dan Convention, I Nyoman Sunia kepada TribunSorong.com, Senin (26/2/2024).
I Nyoman Sunia bilang, ogoh-ogoh bukan hanya sebagai bagian dari perayaan Nyepi, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap tradisi dan warisan yang kaya.
Melalui keindahan dan kekuatan visual ogoh-ogoh, masyarakat beragama Hindu memperkuat ikatan mereka dengan nilai-nilai tradisional dan spiritual yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Walaupun berada di Timur Indonesia, VEGA PRIME Hotel & Convention tetap menampilkan ornamen dalam rangka memperingati Hari Suci Nyepi itu.
"Pemasangan ornamen itu bukan sekadar untuk merayakan Hari Raya Nyepi, tetapi juga sebagai wujud toleransi antar umat beragama di Vega pada khususnya dan Kota Sorong pada umumnya,” ucapnya.
Lanjut dia, setiap tahun ogoh-ogoh dipersiapkan dengan penuh antusiasme dan kreativitas.
Ogoh-ogoh dibuat secara tradisional menggunakan bahan-bahan lokal seperti bambu, kayu, dan kertas.
“Pengrajin yang membuat pun organik, semua dikerjakan oleh karyawan kami dan saya sebagai seniman pengarahnya,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.