Sumber Daya Manusia Tambrauw

Kisah Kepsek SD Inpres 18 Akmuri Tambrauw, Berjuang Pendidikan Ditengah Keterbatasan

Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah itu.

TRIBUNSORONG.COM/VALLENTINUS MAFITI
Klose foto Kepala Sekolah dan murid SD Inpres 18 Akmuri, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya. 

TRIBUNSORONG.COM, FEF - Dinas Pendidikan Tambrauw terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah itu.

Berbagai upaya terus digenjot agar sumber daya manusia di kabupaten konservasi itu bisa semakin berkualitas.

Baca juga: Dinas Pendidikan Tambrauw Siapkan Lahan 10 Hektare Wujudkan Sekolah Berpola Asrama

Trobosan terbaru, dinas pendidikan sedang menyelesaikan pembangunan sekolah berpola asrama.

Sekolah ini dihadirkan agar bisa meningkatkan sumber daya manusia bagi generasi Tambrauw ke depan.

Namun, memang upaya serius dari Dinas Pendidikan Tambrauw ini belum bisa memaksimalkan pembangunan sumber daya manusia.

Letak geografis yang sangat sulit membuat pihak dinas mengalami kesulitan untuk menyentuh sejumlah sekolah yang ada di plosok.

Salah satu di SD Inpres 18 Akmuri, Tambrauw yang masih membutuhkan perhatian serius dan pemerintah.

Baca juga: Renovasi Total SMP Negeri 09 Kebar Tambrauw Rampung, Kepsek Minta Fasilitas Pendukung Disegerakan

Kepala Sekolah SD Inpres  18 Akmuri Aggustinus  Rumadas mengatakan, masih banyak hambatan dan kekurangan yang dihadapi sekolah.

“Tenaga guru masih sangat minim. Guru PNS hanya dua orang sisanya honorer,” katanya kepada TribunSorong.com, Selasa (2/4/2024).

Selain kekurangan guru, lanjut dia, buku pedoman untuk proses pembelajaran juga masih dibutuhkan.

Buku pembelajaran dan lebih khusus program merdeka belajar sama sekali belum diterapkan.

“Memang ini jadi hambatan kami, tapi dinas Pendidikan juga masih terus support kami di sini,” ungkapnya.

Ia bilang, guru honorer dan PNS hanya punya dua buku saja untuk memberikan pembelajaran.

Baca juga: Dinas Pendidikan Tambrauw Gelontorkan Rp4 Miliar Wujudkan Sekolah Berpola Asrama

Apalagi guru honorer ini mengajar satu dan dua jam langsung balik karena memang upah mereka yang belum maksimal.

"Kami harap ke depan dinas Pendidikan harus monitoring agar bisa melihat lebih jelih persoalan di setiap sekolah,” pungkas dia. (tribunsorong.com/vallentinus mafit)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved