Sumber Daya Manusia Tambrauw
Siswa dan Guru di Kebar Selatan Tambrauw Lintasi Hutan Rimba ke Sekolah, Pemda Dirikan Kelas Jauh
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Tambrauw telah menghadirkan SD Negeri Arwani sebagai kelas jauh.
Penulis: Vallentinus Mafiti | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, FEF - Siswa sekolah dasar (SD) di Kampung Arwani, Distrik Kebar Selatan, Tambrauw, Papua Barat Daya dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh lagi belajar di SD Inpres 72 Nekori.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Tambrauw telah menghadirkan SD Negeri Arwani sebagai kelas jauh.
Baca juga: SMPN 09 Kebar Tambrauw Gelar UAS, Guru Siapkan 40 Butir Soal untuk Siswa
Baca juga: Renovasi Total SMP Negeri 09 Kebar Tambrauw Rampung, Kepsek Minta Fasilitas Pendukung Disegerakan
Frans Akari selaku pengurus kelas jauh mengatakan, selama ini siswa dari Arwani dan sekitarnya harus menempuh perjalanan jauh ke SD Inpres 72 Nekori.
"Kami harus melewati hutan rimba, karena tidak ada akses jalan bagi kendaraan menuju sekolah. Kami kemudian mengajukan surat kepada dinas pendidikan agar membangun sekolah kelas ini," katanya kepada TribunSorong.com, Sabtu (27/4/2024).
Pemerintah daerah melalui Disdikpora Tambrauw di bawah komando Yosep Yewen menjawab usulan tersebut.
Pada 29 Maret 2019 dibukalah sekolah kelas jauh, yakni SD Negeri Arwani yang lokasinya berada di perbatasan Distrik Kebar Selatan dan Distrik Manekar.
Baca juga: Alumni UNCEN Jayapura Minta Pemkab Tambrauw Jelih Melihat Persoalan Pendidikan
Baca juga: Kadis Pendidikan Tambrauw Tinjau Progres Pembangunan Sekolah Berpola Asrama
Seorang guru, Benyamin Akemi mengatakan, selama masih bergabung dengan SD Inpres 72 Nekori, anak-anak kesulitan menempuh pendidikan karena akses yang jauh.
Disdikpora Tambrauw lalu membangun Kelas Jauh Arwani menggunakan rumah warga yang terdiri dari dua ruangan.
Satu ruangan menampung tiga kelas, yaitu I sampai III, kemudian satu ruangan lagi untuk kelas IV hingga kelas VI.
Benyamin Akemi menyebut fasilitas belajar mengajar masih minim, seperti alat tulis kantor (ATK), buku belajar, buku panduan, papan tulis, mejah belajar, meja kursi untuk guru-guru, hingga peralatan eletronik seperti laptop.
"Papan tulis dan lemari kami yang bikin sendiri," katanya.
Baca juga: Kisah Kepsek SD Inpres 18 Akmuri Tambrauw, Berjuang Pendidikan Ditengah Keterbatasan
Baca juga: Kadis Pendidikan Tambrauw Minta Guru PPPK Ditempatkan di Sekolah Negeri dan Swasta
Benyamin Akemi menyatakan, Anak-anak tetap semangat belajar meski dalam kondisi terbatas, baik infrastruktur maupun perlengkapan.
Begitu juga para guru, mereka mengabdikan diri mendidik anak-anak Tambrauw menjadi generasi yang kelak mampu membawa perubahan dan kemajuan.
"Guru-guru ikhlas mengajar walaupun dengan segala kekurangan tetaplah kami tersenyum demi anak-anak Tambrauw," ucap Benyamin Akemi. (tribunsorong.com/vallentinus mafiti)
Esteven Narai Petani Rica Asal Tambrauw Sukses Sekolahkan 8 Anak, yang Pertama Jadi Polisi |
![]() |
---|
KPU Desak Raja Ampat dan Tambrauw segera Cair Dana Hibah Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Konsultasi Teknis Naskah Peraturan Adat Byak Karon Tambrauw, YKAN Dampingi Tata Kelola Kelautan |
![]() |
---|
Jemaat Immanuel Anjay Kebar Tambrauw Gelar Kamping Paskah 2024, Pendeta Ajak Resapi Pemaknaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.