Inspiring People
Kisah Marsela, Gadis Mawabuan Tambrauw Dirikan Bimbel, Dedikasi Memajukan Pendidikan di Pedalaman
BIW didirikan Marsela Romana Syufi di Kampung Wausin, Distrik Mawabuan, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya.
Penulis: Vallentinus Mafiti | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, FEF - Bimbel Isen Wausin (BIW) merupakan tempat bimbingan belajar baca, tulis, hitung alias calistung, mewarnai, dan ada bonus belajar Bahasa Inggris.
BIW didirikan Marsela Romana Syufi di Kampung Wausin, Distrik Mawabuan, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya.
Marsela merupakan lulusan S1 Jurusan Sastra Inggris, Universitas Papua (UNIPA).

Selepas kuliah, dirinya tidak mempunyai rutinitas berarti sehingga hari-harinya berlalu begitu saja.
“Lalu muncul ide membuat rumah belajar ini untuk mengisi kekosongan waktu saya,” kata Marsela kepada TribunSorong.com, Kamis (6/6/2024).
Baca juga: Warga dan Panitia Jemaat Maranatha Akmuri Tambrauw Tokok Sagu Galang Dana Perayaan HUT Ke-60
Baca juga: Pemerintah Kampung Aniti Siap Dukung Usaha Mama-mama GPKAI Jemaat Efrata Aniti Tambrauw
Bimbel Isen Wausin mulai dibuka pada 15 April 2024 lalu diawali promosi melalui gereja majelis jemaat.
Menurut Marsela, menginformasikan atau mempromosikan sesuatu paling cepat melalui gereja.
Dari situ, orang tua antusias mendaftarkan anaknya, mulai dari usia 2-7 tahun.
Saat ini tercatat 20 anak yang terdaftar di BIW, selanjutnya dikelompokkan menurut kategori usia masing-masing,
Marsela menjelaskan, proses belajar Senin sampai Kamis pukul 07.30-09.00 WIT untuk jadwal pagi dan sore pukul 15.00-16.00 WIT.
“Pagi itu pelajarannya calistung, menyanyi, dan warnai untuk anak-anak usia dini, sedangkan sore belajar Bahasa Inggris karena peserta sudah sekolah (SD),” ucapnya.
Baca juga: Pelatihan Kerajinan untuk Mama-mama Jemaat di Kebar Tambrauw Rampung, Upaya Tingkatkan Perekonomian
Baca juga: Dinas Pendidikan Tambrauw Lunasi Sisa Utang Asrama Mahasiswa dan Pelajar di Kota Sorong
Marsela bersyukur sejak hampir sebulan dibuka, kegiatan belajar berjalan lancar.
Pada awal BIW berdiri, ia sendiri yang mengajari anak-anak hingga kemudian dibantu saudara perempuan yang membantu.
Baca juga: Esteven Narai Petani Rica Asal Tambrauw Sukses Sekolahkan 8 Anak, yang Pertama Jadi Polisi
Baca juga: UAS Mulok, Siswa SD Inpres Nekori Tambrauw Masak Menu Khas Suku Mpur Berbalut Pakaian Adat
Orang tua pun senang karena anak-anak mereka sudah bisa mengenal huruf, gambar, dan abjad meski belum bersekolah.
Mengenai fasilitas, Marsela menyebut masih menggunakan fasilitas terbatas sebab belum ada bantuan dari pemerintah maupun pihak lainnya.
Baca juga: Potret Kreativitas Mama-mama Papua di Kampung Aniti Tambrauw, Rumput Dirajut Bernilai Rupiah
Baca juga: Siswa dan Guru di Kebar Selatan Tambrauw Lintasi Hutan Rimba ke Sekolah, Pemda Dirikan Kelas Jauh
Peralatan atau perlengkapan dibeli via daring sedangkan menggambar diunduh lewat internet kemudian di-print.
“Kami memang masi banyak kekurangan, seperti printer, buku-buku, meja, kursi. Bahkan saya pun belum miliki laptop, namun itu tidak membatasi semangat saya dalam mengajari anak-anak,” kata Marsela.
Ia berharap ke depan bisa terus meningkatkan motivasi dan anak-anak pedalaman dalam belajar, sehingga bisa bersaing dengan daerah di kota. (tribunsorong.com/vallentinus mafiti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.