Haji 2024

Jelang Puncak Haji, Begini Skema Murur untuk Jemaah

Puncak Haji 1445 H/2024 M yang jatuh pada Kamis, 13 Juni 2024, membuat penyelenggara haji melakukan sejumlah persiapan.

Editor: Ilma De Sabrini
UNSPLASH/OMER F. ARSLAN
Ilustrasi haji. Perbedaan haji khusus dan haji furoda. Apa itu haji khusus. Apa itu haji furoda. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Puncak Haji 1445 H/2024 M yang jatuh pada Kamis, 13 Juni 2024, membuat penyelenggara haji melakukan sejumlah persiapan.

Di antaranya yaitu menerapkan skema murur dalam pola pergerakan jemaah di masa puncak haji.

Sebagai informasi, murur yakni mabit atau bermalam yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.

Baca juga: Hati-hati! Jangan Mudah Tergiur Biaya Murah ke Makkah, Marak Visa Haji Palsu

Nantinya, jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa jemaah menuju tenda Mina.

Skema murur ini, rencananya akan diikuti oleh 25 persen jemaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang.

Adapun mereka yang akan diprioritaskan ikut dalam skema murur ini adalah para jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia.

Menurut Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid, penerapan murur ini dilakukan sebagai ijtihad serta ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan sesuai dengan syariah.

"Termasuk, kita juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. Jadi, meski pun tidak turun di Muzdalifah jemaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. Itu kami bekali sejak jemaah ada di Arafah," ujar Subhan Cholid di Makkah, Jumat (7/6/2024), dikutip dari Kemenag.

Baca juga: Info Haji 2024: Hari ke-19 Keberangkatan, 24 Wafat dan 131.513 Jemaah Tiba di Tanah Suci

"Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Ini cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai nafar tsani," imbuhnya.

Tak hanya itu, pemberian kerikil untuk lontar jumrah akan dilakukan bersamaan dengan pemberian snack berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.

"Jadi nanti, di saat jemaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah ya," pesan Subhan.

Baca juga: Cerita Perjuangan Calon Haji Tertua se-Papua Barat Daya 93 Tahun Berangkat ke Makkah

"Snacknya dikonsumsi oleh jemaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa sambil konsumsi snack berat. Sementara, untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina," paparnya.

Subhan merinci, pergerakan jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M dari Arafah akan dibagi dalam dua skema, yaitu murur dan normal.

"Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 – 22.00 waktu Arab Saudi. Jemaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah, tidak turun, lalu langsung menuju Mina," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved