Sumber Daya Alam
Pengelolaan Bentang Alam Mahkota Permata Tanah Papua, Jaga 70 Persen Tutupan Hutan
Area ini diketahui memiliki keanekaragaman hayati tinggi sekaligus penyimpan karbon sehingga berperan besar dalam mengontrol perubahan iklim.
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya menggelar Peluncuran Program Pengelolaan Terpadu Bentang Alam Mahkota Permata Tanah Papua (MPTP) atau The Crown Jewel of Tanah Papua (CJP).
Kegiatan yang berlansung di Manokwari, Papua Barat Kamis (18/7/2024) ini melibatkan para mitra pembangunan seperti Yayasan EcoNusa, Konservasi Indonesia, Yayasan Permata Tanah Papua, Universitas Negeri Papua, Kew Botanical Gardens, WWF Papua, Bentara Papua, Fauna & Flora International, Cornel Ornithology Lab, Rain Forest Trust, Wild Tail dan GIZ Forclime
MPTP merupakan kawasan bentang alam yang terletak di bagian Kepala dan Leher Burung Papua, tepatnya di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Baca juga: Maybrat Kaya Potensi Alam Tapi PAD Minim, Pj Bupati Bernhard Rondonuwu Ungkap Alasannya
Area ini diketahui memiliki keanekaragaman hayati tinggi sekaligus penyimpan karbon sehingga berperan besar dalam mengontrol perubahan iklim.
Bentang Alam MPTP juga merupakan area di mana terdapat beberapa suku/sub suku asli Papua yang mendiami kawasan tersebut, di antaranya Suku Abun, Hatam, Ireres, Kuri, Meyah, Miyah, Moile, Moskona, Mpur, Sough, Sough Bouhon, dan Wamesa.
Baca juga: Pembukaan Trek Wisata Alam di Malaumkarta Raya Sorong Diawali Ritual "Benfie" Suku Moi
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat Charlie Heatubun dalam laporannya menjelaskan, inisiatif program MPTP merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap pelestarian keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam (SDA).
”Sebagai provinsi yang mengimplementasikan kinerja berbasis ekologi, pemerintah provinsi telah berkomitmen mempertahankan 70 persen tutupan hutan," ujarnya.
"Keterlibatan penuh pemerintah menjadi dukungan nyata terhadap upaya pengelolaan bentang alam MPTP."
Heatubun menambahkan, tujuan program ini guna memastikan penyelamatan hutan sekaligus pengakuan hak masyarakat adat dalam pengelolaan SDA.
Selain itu mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dalam mitigasi permasalahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati dan tertuang dalam Folu Net Sink 2030.
Baca juga: BBKSDM Papua Barat Bincang Hangat Menuju Konservasi SDA dan Ekosistem Berkelanjutan
Peluncuran MPTP juga dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere dan Pj Gubernur Papua Barat Daya yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan Julian Kelly Kambu.
Ali Baham dalam sambutannya mengajak semua komponen berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengelolaan Bentang Alam MPTP.
Baca juga: Perkuat Ketahanan SDA, Konservasi Indonesia Bentuk Jejaring Sasi Bentang Laut Kepala Burung Papua
Menurutnya, hutan dan alam Papua merupakan aset, identitas dan sumber kehidupan masyarakat adat, suku serta benteng pertahanan terakhir untuk keanekaragaman hayati, ketersediaan SDA sekaligus penyimpan karbon di Tanah Papua.
“Ini merupakan amanah dari para pendahulu pemerintahan kita yang melihat perlunya koordinasi yang baik antara pemerintah dan pengelola kawasan-kawasan hutan baik dari nasional, daerah sampai pada pengelolaan hutan oleh masyarakat. Ini harus didukung oleh semua pihak,” kata Ali Baham.
Roberth Mandosir dari Konservasi Indonesia (KI) mengatakan, pihaknya memiliki komitmen dalam mendukung kearifan pemerintah dan masyarakat Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Baca juga: Pengelolaan SDA Berkelanjutan, Provinsi PBD Berpeluang Berikan Kontribusi secara Nasional
Melalui proyek yang pendanaannya didukung oleh Hempel Foundation, KI mendukung sebagai fasilitator guna membangun komunikasi secara reguler antar pemangku kewenangan pengelolaan hutan di bentang alam, baik nasional maupun daerah.
Tujuannya membangun pemahaman bersama atas pentingnya ekosistem yang ada, ancaman serta dampak jika kawasan ini tidak terkelola secara efektif.
Harapannya, setiap pemangku kawasan hutan bisa menghasilkan rencana pengelolaan dan intervensi program yang bersinergi dan terarah kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, sejalan dengan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan," ucap Mandosir.
KI dalam implementasi programnya akan bekerja bersama para mitra untuk membangun kapasitas para pihak dan masyarakat baik dalam hal pengelolaan hutan maupun pemberdayaan ekonomi.
Baca juga: Pesona Alam Kota Sorong, Gunung Malanu Suguhkan Eksotisme Ibu Kota Papua Barat Daya dari Ketinggian
Selain peluncuran program pengelolaan bentang alam MPTP yang secara resmi dilakukan oleh Pemerintah Daerah dari Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, digelar pula kegiatan workshop untuk membahas peran masing-masing mitra. (tribunsorong.com/willem oscar makatita)
Dijuluki Surga Kecil yang Jatuh di Bumi, Ini 5 Pesona Alam Raja Ampat yang Eksotis |
![]() |
---|
Tanam 110 Pohon, Polsek Seget Upayakan Pelestarian Alam dan Lingkungan |
![]() |
---|
Pj Wali Kota Sorong Fokus Kembangkan Hutan Mangrove Klawalu Jadi Tempat Wisata Untuk Menambah Income |
![]() |
---|
Gelar Coffe Morning, Pj Gubernur PBD Lepaskan 1000 Bibit Nila, Jaga Ekosistem Hutan Mangrove Klawalu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.