Pengelolaan SDA Berkelanjutan, Provinsi PBD Berpeluang Berikan Kontribusi secara Nasional

Hasil untuk provinsi Papua Barat Daya (PBD) sejalan dan dapat berkontribusi dalam inisiatif nasional maupun global.

Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Intan
Istimewa
Sahul Papua Program Director Konservasi Indonesia, Meity Mongdong. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG- Inisiasi identifikasi keanekaragaman hayati di seluruh Indonesia menemukan bahwa hasilnya untuk provinsi Papua Barat Daya (PBD) sejalan dan dapat berkontribusi dalam inisiatif nasional maupun global.

Hasil identifikasi yang dapat diintegrasikan dalam penilaian dan perhitungan aset ekosistem di Indonesia, upaya tersebut dinilai mencapai target provinsi berkelanjutan.

Hal itu sesuai dengan metode dalam Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Nomor : P.8 Tahun 2020.

Hal tersebut dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, NASA dan mitra pembangunan Konservasi Indonesia.

Baca juga: Sekretariat FKLPI BPVP Sorong Diresmikan, Ini Harapan Kadisnakertrans dan ESDM Papua Barat Daya 

Salah satu tujuan pembangunan Provinsi Papua Barat Daya adalah mewujudkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan yang harus terus dikawal.

Sahul Papua Program Director Konservasi Indonesia, Meity Mongdong, mengatakan dalam proses identifikasi, luasan bentang darat yang diteliti yaitu seluas 3.838.115 hektar yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Papua Barat, dan 1.407.786 hektar di Papua Barat Daya.

"Analisis dilakukan dengan mencakup tutupan lahan, elevasi, struktur batuan (litologi), tumbuhan, vertebrata, ketersediaan air, dan cendrawasih sebagai fauna ikonik Tanah Papua," ujar Meity Mongdong, Rabu (25/10/2023).

Secara garis besar, penelitian kawasan Kehati tinggi yang dimaksud mengidentifikasi wilayah Kaimana, Tambrauw, dan Teluk Bintuni.

Tiga wilayah tersebut merupakan wilayah dengan jumlah tipe ekosistem terbanyak, yaitu 50 persen dari total 127 tipe ekosistem.

Sementara itu, lebih dari 1200 jenis tumbuhan yang ada, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Manokwari, Teluk Bintuni dan Pegunungan Arfak memiliki jenis tumbuhan terbanyak.

Baca juga: Kepala Dinas Transmigrasi Naker dan ESDM Papua Barat Daya Buka Festival Pelatihan Vokasi BPVP Sorong

Selanjutnya, Kaimana, Teluk Bintuni, Manokwari, Tambrauw, dan Manokwari Selatan tercatat sebagai areal-areal dengan spesies vertebrata terbanyak, yaitu mencapai lebih dari 500 jenis.

Ia juga menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah menemukan Papua Barat dan Papua Barat Daya memiliki ekosistem keanekaragaman hayati yang tinggi, kaya dan sehat.

“Namun demikian, kita melihat temuan pemerintah secara nasional dengan metodologinya tidak mengcover sedemikian detail. Kami melihat Papua Barat dan Papua Barat Daya ini sangat unik dan merupakan hotspot dari keanekaragaman hayati. Sehingga kami melanjutkan survei yang lebih detail lagi untuk mengetahui seperti apa keanekaragaman hayati yang ada di sini,” kata Meity.

Baca juga: Dinkes Papua Barat Daya akan Bantu Pengobatan Balita Tanpa Anus 

Dikatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga memiliki mandat yang sama. Sehingga dua survei ini menjadi saling melengkapi satu dengan yang lain.

Tujuan dari eksplorasi menguak keanekaragaman hayati di Papua Barat dan Papua Barat Daya ini untuk memberikan informasi yang lebih lengkap untuk keanekaragaman hayati menjadi arah pengembangan pembangunan di Papua Barat Daya. (Tribunsoring.com/Willem Oscar Makatita)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved