Jamaah Islamiyah Bubar

Tapak Tilas Bekas Rumah Persembunyian Terakhir Noordin Mohd Top, Gembong Teroris Paling Diburu

Bom Bali kedua dirancang Noordin Mohd Top dengan para eksekutor berasal dari Banten. Dr Azhari dari Malaysia menyiapkan bom-bom yang digunakan. 

Editor: Jariyanto
TRIBUNNEWS.COM/SIGIT ARIYANTO
Rumah kosong di Kampung Kepuh Sari, Mojosongo, Kota Solo, Jawa Tengah di selatan Kawasan TPA Putri Cempo jadi saksi bisu jejak yang ditinggalkan orang-orang yang dibesarkan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) pada masanya. 

Karena itu ketika penggerebekan terjadi, semua terheran-heran. Ternyata di dalam rumah itu ada pendatang, dan jumlahnya ternyata tiga orang pria. 

Menurut istri Hendri, sempat muncul tanda tanya di benak warga, ketika belakangan Susilo kerap membeli air galon.

Seringnya pembelian air galon ini jadi tanda tanya karena warga tahunya hanya ada dua orang di rumah itu. 

Konsumsi air bergalon-galon dalam tempo pembelian yang sering dirasa musykil, karena rumah itu menggunakan air PDAM.

“Tapi ya hanya sebatas bertanya-tanya saja, tidak lebih dari itu,” kata perempuan yang tinggal di blok depan rumah kontrakan tersebut.  

Baca juga: Masyarakat Sugapa Intan Jaya Minta Perlindungan TNI, Khawatir Teror KSTP Makin Brutal

Tanda tanya lain, pintu rumah Susilo itu selalu tertutup rapat. Meski ada anan-anak sedang belajar mengaji di teras, pintu itu tak pernah terbuka. 

Ia dan sejumlah warga yang tak ingin namanya ditulis, mengatakan penggerebekan Noordin Mohd Top diawali kehadiran orang-orang asing kira-kira sejak sepekan sebelumnya di kampung itu.

Ada yang menyamar jualan keliling cilok, bakso. Ada yang jadi pencari rongsokan dan sampah plastic. Ada juga yang pura-pura berburu burung.

Mereka tiap hari mengitari kampung, dan pemburu burung berkeliaran di tanah-tanah kosong belakang rumah kontrakan itu yang masih rimbun dan berbatasan dengan sungai kecil.   

Posisi rumah persembunyian Noordin Mohd Top tampaknya dipilih karena cukup strategis. Belakangnya kebun kosong posisi melandai ke arah sungai. 

Tidak ada rumah atau bangunan apapun di area itu, hingga batas sungai. Di seberangnya baru masuk wilayah perkampungan Badran. 

Jadi untuk jalur escape atau lari jika terjadi sesuatu cukup ideal. Pintu belakang rumah kontrakan ada di samping kiri, yang juga masih ada lahan sebelum masuk area rumah tetangga. 

Baca juga: Satgas Yonif 133/YS Kuasai Markas KST TPNPB Pimpinan Manfred Fatem di Maybrat

Laporan wartawan Tribun dari lokasi kejadian pada 17 September 2009 memperlihatkan suasana dan rasa kaget di kalangan warga Kepuh Sari. 

“Seperti mimpi saja. Benar-benar tidak menyangka,” ujar Ny Sulini (34), yang tinggal persis di depan rumah kontrakan Susilo kala itu. 

Perempuan itu menilai sejak tinggal di rumah itu, Susilo dan istrinya pasangan yang baik-baik saja dan sopan. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved