Ramadan 2025

Kedai Kopi di Kota Sorong Ini Hadirkan Kajian Ramadan setiap Selasa dan Kamis jelang Berbuka

Tempat nongkrong ini menghadirkan program bertajuk Ngopi (Ngobrol Perkara Iman) yang digelar setiap Selasa dan Kamis menjelang berbuka puasa.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
NGOBROL PERKARA IMAN - Muda mudi mengikuti program Ramadan bertajuk Ngopi (Ngobrol Perkara Iman) yang digelar di Engineering Coffee, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (6/3/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Mengisi bulan suci Ramadan lewat berbagai kajian dan diskusi keagamaan tak melulu harus di masjid.

Engineering Coffee, sebuah kafe di Kota Sorong, Papua Barat Daya satu di antaranya.

Baca juga: Pondok Ramadan 2025 di Masjid Al-Muttaqin, Bentuk Karakter Anak Lewat Pendidikan Agama

Tempat nongkrong ini menghadirkan program bertajuk Ngopi (Ngobrol Perkara Iman) yang digelar setiap Selasa dan Kamis menjelang berbuka puasa.

Pada Kamis (7/3/2025), program mengangkat tema “Filsafat Cinta: Apa dan Mengapa?” menghadirkan Yusuf Septian Nur Effendy sebagai pemateri.

Yusuf menjelaskan, ada enam tanda seseorang mencintai sesuatu, yaitu kasratul dzikr (sering mengingat yang dicintai), i’jab (mengagumi objek yang dicintai), rida (menerima segala ketetapan dari yang dicintai), tadhiyyah (bersedia berkorban tanpa pamrih), khauf (takut kehilangan), dan roja’ (mengharap selalu bersama yang dicintai).

“Kita sering takut kehilangan pasangan, tapi sudahkah kita takut jika Islam hilang dari diri kita? Karena saat itu terjadi, berarti Allah SWT juga menjauh dari hati kita,” ujarnya.

Yusuf mengaku terharu bisa berbagi ilmu di Sorong setelah sebelumnya hanya mendengar tokoh-tokoh seperti Fahrudin Faiz, Habib Ja’far, dan Gus Mus mengisi kajian di kafe-kafe Yogyakarta.

Baca juga: Wujud Toleransi, GERCIN Kota Sorong Papua Barat Daya Jaga Keamanan Selama Ramadan

Sementara itu, Owner Engineering Coffee Qadri Malawat mengatakan, program Ngopi digelar sebagai upaya menghadirkan dakwah bagi anak muda dengan cara yang lebih santai namun tetap berbobot.

“Kadang anak muda minder untuk datang ke masjid mengikuti kajian. Kami ingin menghadirkan suasana yang lebih nyaman agar mereka tetap bisa belajar ilmu agama tanpa kehilangan esensinya,” ucapnya. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved