Ramadan 2025
KWI Bukber dengan Istri Presiden Ke-4 RI Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid dan Anak-Anak Yatim
Di sela ceramah kebangsaannya, istri Presiden Ke-4 RI tersebut juga memimpin para tamu untuk menyanyikan Satu Nusa Satu Bangsa.
TRIBUNSORONG.CON, JAKARTA - Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menggelar buka puasa bersama (bukber) Ramadan 1446 Hijriah dengan Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dan anak-anak yatim di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Shinta Nuriyah menyampaikan tausiah tentang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Kita tinggal di Indonesia, maka kita harus bertindak selayaknya satu bangsa," katanya.
Baca juga: Festival Qasuari Merah, Digitalisasi Ekonomi dan Kebersamaan di Bulan Ramadan
Sebagai sesama saudara, lanjut Shinta, sewajarnya seluruh warga tak memandang suku, agama dan ras di Indonesia.
Di sela ceramah kebangsaannya, istri Presiden Ke-4 RI tersebut juga memimpin para tamu untuk menyanyikan Satu Nusa Satu Bangsa.
Kedatangan Shinta Nuriyah bersama putrinya Alissa Wahid disambut Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo dan Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) KWI Mgr. Christoforus Tri Harsono, Sekretaris Eksekutif KWI Romo Paulus Christian Siswantoko, dan Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI Romo Aloysius Budi Purnomo.
Baca juga: Bazar Ramadan 2025 di Sorong, 36 Stand Tawarkan Harga Terjangkau untuk Masyarakat
Sementara tamu undangan yang hadir di Henry Soetio Hall, Gedung KWI, adalah Wali Kota Jakarta Pusat Arifin dan dua anggota DPR yakni Abraham Sridjaja dari Golkar dan Yulius Setiarto dari PDI Perjuangan.
Dalam pesannya sebelum buka puasa, Kardinal Suharyo mengajak semua yang hadir untuk mendengatkan nasiihat-nasihat Ibu Shinta Nuriyah yang telah berkeliling ke berbagai tempat selama bulan suci Ramadan ini.
“Saya pribadi merasakan damai yang sungguh-sungguh sejuk karena merasakan aura bulan suci Ramadan ini,” kata Kardinal Suharyo.
Membangun harapan bersama
Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa setiap tahun Departemen Hubungan Antaragama di Vatikan mengeluarkan surat sapaan setiap kali ada hari raya keagamaan.
“Tahun ini adalah tahun yang kesekian dan judul sapaannya adalah 'Apa yang kita harapkan bersama'. Jawaban kita semua tahu di dalam hati kecil kita adalah persaudaraan. Harapannya adalah damai,” katanya.
Menurut Kardinal Suharyo, semua orang tahu antara harapan dan kenyataan itu seringkali berbeda, dan bisa saja jaraknya semakin jauh.
“Kita semua mengharapkan damai. Tetapi perang semakin meluas. Kita semua mengharapkan kesejahteraan tetapi akhir-akhir ini ekonomi dunia susah. Kita membaca setiap hari di koran saudara-saudara kita banyak yang mengalami PHK, dan berbagai macam kesulitan lain,” ucapnya.
Baca juga: Safari Ramadan Satgaswil Papua Barat, Berbagi dengan Anak-Anak Kokoda di Kampung Maibo
Dengan situasi semacam itu, lanjut Kardinal Suharyo, pimpinan Gereja Katolik mengajak khususnya dalam kesempatan ini kepada umat Islam untuk membangun harapan.
Tujuannya agar antara kenyataan dan cita-cita tidak semakin jauh tetapi semakin dekat.
Merawat Kemabruran Puasa bagian 30-habis: Dari Religiousness dan Religious Mindedness |
![]() |
---|
Wabup Sorong Selatan Hadiri Sarasehan dan Buka Puasa Bersama di Universitas Werisar |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa bagian 29: Dari Salam, Islam, dan ke Istislam |
![]() |
---|
Jelang Idulfitri, FORHATI Papua Barat Daya Berbagi Bingkisan untuk Warga Binaan di Sorong |
![]() |
---|
Bupati Sorong Selatan dan Wakil Sidak Bapok dan Gelar Pasar Murah Bantu Warga Jelang Idulfitri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.