Pemprov PBD
Pemprov Papua Barat Daya Gelar Pelatihan TRC-PB dan Bimtek Jitupasna
Yarangga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan bencana, khususnya bagi Tim Reaksi Cepat.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dinas Kebakaran, Penyelamatan, Penanggulangan Bencana, dan Satpol PP (DKP2B dan Satpol PP) Papua Barat Daya menggelar Pelatihan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) dan Bimbingan Teknis Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) di Rylich Panorama Hotel, Kota Sorong, Selasa (10/6/2025).
Baca juga: Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Selasa 10 Juni 2025, Hujan Ringan Terjadi di 3 Kabupaten
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan George Yarangga ditandai dengan penabuhan tifa bersama forkopimda dan pimpinan perangkat daerah (PD).
Dalam sambutannya, Yarangga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan bencana, khususnya bagi Tim Reaksi Cepat.
“Kecepatan dan ketepatan TRC sangat menentukan efektivitas penanganan darurat dan penyelamatan jiwa,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya Jitupasna sebagai dasar perencanaan pemulihan pasca bencana.
“Data kerusakan dan kebutuhan yang akurat menjadi pijakan rehabilitasi dan rekonstruksi,” tambahnya.
Baca juga: Wamendiktisaintek Fauzan Kunjungi Papua Barat Daya, Dorong Mahasiswa Gali Potensi Diri
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya Joshua R. Homer menyebutkan kegiatan ini merupakan langkah awal pembentukan TRC tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Total peserta berjumlah 90 orang, terdiri dari 30 peserta pelatihan TRC-PB dan 60 peserta Bimtek Jitupasna, yang berasal dari BPBD kabupaten/kota serta PD teknis terkait.
“Penanganan bencana butuh kerja lintas sektor, tidak bisa hanya mengandalkan BPBD. Sinergi dengan masyarakat, LSM, hingga TNI-Polri sangat penting,” ujar Joshua.
Ia menambahkan, Papua Barat Daya memiliki sembilan jenis potensi bencana, seperti banjir, longsor, gempa, tsunami, cuaca ekstrem, karhutla, abrasi pantai, dan bencana sosial.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari untuk masing-masing sesi, dan diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan serta ketangguhan daerah dalam menghadapi bencana. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.