Tambang vs Pariwisata di Raja Ampat

Wamendiktisaintek Tekankan Peran Kampus dalam Isu Lingkungan di Raja Ampat

Ia menekankan bahwa pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk meminimalkan potensi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam.

Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ALDY TAMNGE
WAWANCARA WAMENDIKTISAINTEK - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan diwawancarai usai diskusi bersama jajaran pimpinan Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, pada Senin (9/6/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menegaskan pentingnya peran aktif perguruan tinggi dalam merespons isu-isu lingkungan yang saat ini menjadi perhatian luas masyarakat Indonesia.

Baca juga: Polemik Pertambangan Nikel Raja Ampat, PP PMKRI Desak Pemerintah Evaluasi Total Perizinan

Salah satu isu yang tengah menjadi sorotan nasional adalah dugaan dampak aktivitas pertambangan terhadap lingkungan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Dunia kampus tidak hanya bertugas mencetak lulusan kompeten, tetapi juga harus menjadi bagian dari komunitas sosial yang peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan hidup," ujar Fauzan saat ditemui TribunSorong.com usai menghadiri diskusi bersama pimpinan perguruan tinggi Unimuda Sorong, Senin (9/6/2025).

Menurut Fauzan, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi nyata melalui kajian ilmiah, penyediaan solusi alternatif, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.

Ia menekankan bahwa pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk meminimalkan potensi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam.

“Melalui penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pendidikan berkelanjutan, kampus bisa berkontribusi besar dalam menjaga ekosistem dan keberlangsungan lingkungan hidup,” tambahnya.

Baca juga: Dampak Aktivitas Tambang Nikel Raja Ampat Disetop Sementara, 900 Orang Terhenti Bekerja

Lebih jauh, Fauzan menyampaikan bahwa institusi pendidikan tinggi harus menjadi agen perubahan, yang tidak hanya mendorong kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, tetapi juga aktif dalam aksi nyata demi menjaga keberlangsungan hidup generasi mendatang.

“Kampus-kampus di seluruh Indonesia, termasuk di Papua Barat Daya, terus memperkuat peran mereka dalam menghadapi isu-isu global seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan krisis ekologi,” pungkasnya. (tribunsorong.com/aldy tamnge)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved