Kisah Inspiratif

Dulu Jual Minyak Tanah, Kini Punya SPBU: Kisah Sukses Anshar Karim Berawal dari Koperasi 

Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim membagikan kisah inspiratif perjalanan hidupnya dalam dunia usaha.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
KISAH INSPIRATIF - Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim membagikan kisah inspiratif membangun Koperasi Minas Sejahtera disela-sela acara penyerahan akta notaris dan badan hukum Koperasi Merah Putih di halaman Kantor Distrik Sorong, pada Senin (15/7/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim membagikan kisah inspiratif perjalanan hidupnya dalam dunia usaha.

Usaha itu berawal dari pendirian koperasi pegawai negeri bernama Minas Sejahtera di kawasan Jembatan Puri, Kota Sorong.

Baca juga: Wakil Wali Kota Sorong Serahkan Akta Notaris Koperasi Merah Putih kepada 13 Kelurahan, Ini Daftarnya

Cerita tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan pada acara penyerahan akta notaris dan badan hukum Koperasi Merah Putih di halaman Kantor Distrik Sorong, pada Senin (15/7/2025).

Anshar mengisahkan, bahwa ia mendirikan Koperasi Minas Sejahtera dengan semangat membuktikan bahwa penghasilan dari pengelolaan koperasi bisa melebihi gaji pegawai negeri sipil pada umumnya.

“Saya mendirikan koperasi itu dengan niat membuktikan bahwa penghasilan saya bisa lebih dari pegawai dinas,” ujar Anshar.

Koperasi tersebut awalnya fokus menjual minyak tanah, sembako, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. 

Dengan manajemen yang baik, koperasi mulai berkembang pesat selama tiga tahun.

Baca juga: LSP Kota Sorong 2025 Bergulir, Kadispora: Wadah Menempa Pesepak Bola Muda

Namun, di tengah kemajuan koperasi, Anshar justru digantikan dari posisi manajer oleh pihak lain. 

Meskipun menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, ia menyaksikan koperasi tersebut mengalami kemunduran drastis.

“Kurang lebih empat bulan setelah saya diganti, koperasi hampir bangkrut. Barang-barang habis, stok kosong, dan kepala dinas waktu itu sampai kebingungan,” kenangnya.

Situasi krisis itu membuat pihak dinas membuka peluang bagi siapa pun yang bersedia mengelola koperasi, dengan syarat menyetor Rp5 juta per bulan ke dinas.

Tanpa ragu, Anshar menyanggupi tantangan tersebut, meskipun saat itu nilai Rp5 juta tergolong besar bahkan lebih mahal dari harga sepeda motor yang hanya sekitar Rp7 juta.

“Saya angkat tangan dan siap jalankan. Padahal saat itu harga motor saja masih Rp7 juta. Tapi saya yakin, dan saya jalankan koperasi seperti perusahaan sungguhan,” ungkapnya.

Baca juga: 11 Tim SMP dan SMA/SMK Berlaga dalam LSP Kota Sorong 2025, Berikut Jadwal Lengkap hingga Final

Dengan kerja keras, disiplin, dan manajemen profesional, Anshar berhasil membangkitkan kembali koperasi tersebut. 

Ia pun mampu memperluas usahanya hingga memiliki kapal sendiri dan mendirikan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).

“Saya tumpahkan semua kemampuan saya dalam mengelola koperasi. Kalau koperasi dikelola serius, dia bisa jadi alat luar biasa untuk kesejahteraan,” tegasnya.

Baca juga: Gempa Maluku Tenggara, ASN di Kantor Wali Kota Sorong dan Gubernur Papua Barat Daya Berlarian

Kisah perjuangan Anshar Karim menjadi bukti bahwa koperasi, jika dikelola dengan integritas, visi usaha, dan semangat pemberdayaan, dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam menciptakan peluang ekonomi baik bagi pelaku usaha, maupun bagi masyarakat secara luas. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved