HUT 80 RI
Refleksi HUT Ke-80 RI: Ketua DPRK Sorong Soroti Ketidakadilan Pembangunan di Timur Indonesia
Ketua DPRK Sorong, Mawardi Nur, mengatakan HUT 80 RI jadi momentum refleksi dan koreksi bersama.
Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Ketua DPRK Sorong, Mawardi Nur, mengatakan HUT 80 RI jadi momentum refleksi dan koreksi bersama.
Baca juga: Pengukuhan Paskibraka Kabupaten Sorong 2025, Berikut Amanat Bupati Johny Kamuru
Khususnya terkait keadilan pembangunan di wilayah Timur Indonesia.
“Indonesia sudah 80 tahun merdeka. Itu usia matang. Kita berharap Indonesia, khususnya Kabupaten Sorong, bisa lebih maju, masyarakatnya sejahtera, dan kamtibmas tetap terjaga,” ujar Mawardi, Minggu (17/8/2025).
Ia bilang, Kabupaten Sorong masih menghadapi persoalan klasik, ketergantungan pada dana transfer pusat.
Menurut Mawardi, aturan efisiensi ketat diberlakukan pusat berimbas langsung pada ruang fiskal daerah.
“Ini pola pikir baru yang harus kita jalankan,” katanya.
Baca juga: Pimpin Upacara HUT 64 Pramuka di Kabupaten Sorong, Malagam Minta Maaf dan Pamit
Mawardi menekankan perlunya sinergi kuat antara eksekutif dan legislatif di daerah.
Agar pelayanan publik tidak sekadar formalitas memenuhi aturan, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Operasional Dapur MBG di Kabupaten Sorong Disetop Sementara, Imbas Ada Belatung di Makanan
Keadilan pembangunan bukan berarti semua daerah mendapat jatah sama, melainkan proporsional sesuai kebutuhan nyata.
“Kabupaten Sorong, seperti banyak daerah timur lainnya, jelas membutuhkan perhatian khusus pemerintah pusat,” katanya.
Ia bilang, Kabupaten Sorong masih bergulat keterbatasan infrastruktur dasar, termasuk akses jalan di sejumlah wilayah belum memadai.
Tanpa alokasi dana besar dari pusat, percepatan pembangunan akan sulit dicapai.
Baca juga: TP PKK Kabupaten Sorong Ajak Warga Lawan Malas dan Tanam Sayuran Mandiri
Karena itu, Mawardi mendorong kreativitas pemerintah daerah dalam menarik dukungan.
“Kalau kita hanya diam, kita tidak akan dapat apa-apa,” katanya.
Mawardi bilang, Kabupaten Sorong merupakan miniatur Indonesia, keberagaman suku, budaya, dan agama.
Menjaga toleransi, keamanan, dan kenyamanan, menurutnya, menjadi pondasi utama bagi terwujudnya pembangunan inklusif.
“Semangat 45 harus kita hidupkan kembali di usia ke-80 tahun Indonesia merdeka ini,” pungkas Mawardi. (tribunsoring.com/aldy tamnge)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.