TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Domberai melaksanakan dialog publik di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (15/4/2023).
Baca juga: Konsisten Kawal Hak Masyarakat Adat Papua, AMAN Sorong Raya Tolak DOB Malamoi
Acara dihadiri tokoh masyarakat masyarakat, adat, pemuda hingga tokoh perempuan se-Sorong Raya.
Baca juga: PPP Dukung DOB Kabupaten Malamoi: Kurangi Angka Putus Sekolah
Wakil Ketua I DAP Wilayah III Domberai George Ronald Konjol mengatakan, kegiatan bertujuan membahas masa depan masyarakat adat setelah pemekaran daerah otonomi baru (DOB).
"Momentum ini kami ingin menghadirkan masyarakat adat di wilayah III Domberai agar dapat bersuara terkait DOB," ujar Konjol kepada TribunSorong.com.
Baca juga: Tokoh Intelek Moi Zeth Kadakolo Ajak Masyarakat Dukung DOB Kabupaten Malamoi
Hadirnya DOB Papua Barat Daya, lanjutnya, mau dan tidak mau masyarakat adat harus menerimanya.
Hanya saja, kehadiran DOB Papua Barat Daya harus disikapi serta bisa ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM).
"DOB di Tanah Papua punya dampak positif dan juga negatif, kalau masyarakat adat tidak menyiapkan diri otomatis siap menjadi korban," katanya.
• Pj Bupati Sorong Ajak Dukung DOB Kabupaten Malamoi: Stop Tolak Nanti Jadi Semua Baku Rebut
Melalui diskusi publik ini, ke depan masyarakat tidak lagi menolak, namun nantinya akan menghadirkan pandangan.
Jika pemerintah melaksanakan pembangunan otomatis masyarakat adat yang harus dilibatkan.
"Nantinya, setelah diskusi publik di Kota Sorong, akan dibuat dalam bentuk rekomendasi agar dibawa ke pemerintah," kata Konjol.
Baca juga: Tim Percepatan DOB Mare Minta Bernhard E Rondonuwu Tak Abaikan Catatan Negara
Dalam diskusi publik ini sejumlah keluhan pun muncul dari kalangan perempuan, satu di antaranya perihal program keluarga berencana (KB).
Program KB dari pemerintah pusat ini dinilai akan membatasi angka kelahiran orang Papua, termasuk Papua Barat Daya.(tribunsorong.com/safwan ashari)