TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Imam Muhlas menceritakan kisahnya tentang pengelolaan sampah di Desa Sedangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Ia bilang, sampah tidak semakin habis tetapi semakin banyak setiap hari dan masyrakat kurang sadar terkait pengelolaan sampah.
Berangkat dari itu, Imam Muhlas tergerak hati membantu masyarakat setempat dengan gerakan mengolah Bank Sampah Harapan Keluarga (BSM-KH).
"Kami kemudian mengajak ibu-ibu di daerah kami lalu mendatangi satu per satu untuk membuat inovasi di desa kami," katanya kepada Tribunsorong.com saat menjadi pemateri loca hiro dalam kegiatan media gathering Pertamina EP Cepu di Jogjakarta Minggu (24/9/2023).
Imam Muhlas mengatakan niat tulus ini kemudian muncul gerakan menampung sampah plastik.
Baca juga: Tak Miliki Regulasi Penanganan Sampah, Ketua RT se-Kota Sorong Tuntut Ini ke Wali Kota
Inovasinya menabung sampah untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Inovasi ini membantu penduduk Desa setempat yang ekonomi menengah ke bawah.
Di mana kalkulasi pajak berkisar Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu.
Masyarakat diberikan kesempatan menabung sampah kemudian ditimbang setahun bisa empat kali.
Hingga kini sudah 350 Kepala Keluarga (KK) yang gratis PBB.
PPB dibayar dari inovasi menabung sampah selama setahun tersebut.
"Kebetulan di Desa kami tidak banyak warga konsumsi plastik," ucapnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Sorong Kaji Wacana Alokasi Anggaran Intensif Penanganan Sampah untuk Ketua RT RW
Imam Muhlas menjelaskan berjalan waktu inovasi menabung sampah ini mendapat tantangan karena dianggap saingan.
Bersama tim, katanya terus membuat inovasi dengan menambah kelola sampah organik.
Artinya tidak hanya mengolah sampah plastik saja tetap sisa makanan, potongan sayur dan lainnya masuk target pengelolaan.
Inovasi selanjutnya mengolah sampah organik menjadi program Integrasi Ikan, Magot dan Ternak bersama Masyarakat Sadar Lingkungan (Si Imut My Darling).
Mengurai sampah organik dengan metode Black Soldier Flay (BSF) hasilnya menjadi larva serta pupuk bekas maggot hasil uraian sampah.
Kemudian, jelasnya inovasi membeli mesin fast pyrolysis.
Mesin itu bisa mengolah sampah anorganik terutama plastik dan sterofoam yang diolah menjadi bahan bakar alternatif.
"Inovasi ini kemudian bahan bakar alternatif ini kami pakai menjadi bahan bakar di mobil bank sampah kami," katanya.
Ia bilang, capaian program Si Imut My Darling bekerja sama dengan multi pihak mengolah limbah perusahaan dan instansi pendidikan di Kecamatan Ngasem.
Uang Rp 60 juta dari hasil olahan sampah anorganik dan organik dan 350 KK mampu mengolah dan menabung sampah bayar pajak.
Pembentukan kelompok usaha bidang pertanian, perikanan dan peternakan serta mengurangi pencemaran.
"Kami mampu mengolah 17 ton sampah dan berhasil mengurangi pembuangan sampah di TPA," ucapnya.
Pada 2019 Pertamina EP Cepu terlibat mendampingi inovasi tersebut dan rutin memberikan pendampingan.
Inovasi ini kini menciptakan lapangan kerja baru untuk 11 pemuda dan ibu rumah tangga sebagai tenaga pengelola bank sampah.
"Terima kasih banyak juga kepada Pertamina EP Cepu yang sudah membantu melakukan pendampingan, mari kita sama-sama terus menjaga dan mengurangi sampah," pungkasnya. (Tribunsorong.com/Petrus Bolly Lamak)