Paskah 2024

Makna Paling Mendalam Bagi Umat Katolik saat Imam Membasuh Kaki Rasul pada Misa Kamis Putih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pastor rekan di Gereja Katolik Santo Arnoldus Janssen, Malanu, Kota Sorong, Papua Barat Daya sedang membasuh kaki rasul. Tradisi ini menyatakan bahwa pelayanan dan cinta kasih Kristus bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

“Itu sumber kekuatan akan senantiasa ditemukan saat kita rayakan perjamuan Tuhan dalam ekaristi,” ujarnya.

Pembasuhan Kaki

Dalam misa Kamis Putih di Gereja Santo Arnoldus Janssen, Pastor Krispin sapaan akrabnya membasuh 12 murid Yesus yang diperankan oleh 12 umat paroki.

Baca juga: Bupati Raja Ampat dan Uskup Manokwari Sorong Letakan Batu Pertama Gereja Katolik Mater Dei Waisai

Peran keduaabelas murid Yesu situ tampak mengenakan pakaian adat masing-masing daerah.

Proses pembasuhan kaki dimulai saat Suster membacakan bacaan injil yang mengisahkan prosesi Yesus basuh kaki murid-murid-Nya.

Pada ayat Yesus melepas jubahnya, Pater Krispin juga ikut melepas jubahnya dan mengambil air yang sudah tersedia.

Kemudian menggunakan kain, Pater Krispin mulai membasuh satu persatu kaki 12 murid Yesus yang diperankan oleh umat.

Baca juga: Pj Bupati Maybrat Bernhard Turut Teken Prasasti pada Peresmian Gereja Katolik Santo Yoseph Ayawasi

Pater mengatakan, tradisi ini terus dipertahankan dan masih terus ada di setiap perayaan Kamis Putih.

Tradisi ini sekaligus menyatakan bahwa pelayanan dan cinta kasih Kristus bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Makna pembasuhan kaki di hari Kamis Putih juga untuk menyatakan bahwa Kristus melayani sesama dengan rendah hati dan penuh cinta kasih.

Hal-hal baik yang bisa dipelajari dari perayaan Kamis Putih antara lain mempelajari tentang makna pelayanan, kerendahan hati, kebersamaan, dan kesederhanaan.

“Semua ini untuk memberikan pelajaran keteladanan mengenai penghormatan,” ucapnya.

Baca juga: Sebanyak 5 Uskup dan 60 Imam Hadiri Peresmian Gereja Katolik di Ayawasi

Ia bilang, langkah Yesus yang membasuh kaki murid-Nya adalah tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kerendahan hati, dan keinginan untuk menjadi hamba yang mau melayani.

“Termasuk orang yang hina sekalipun,” jelasnya.

Adorasi Sakramen Maha Kudus

Halaman
123