TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Lembaga Adat Perempuan Papua Provinsi Papua Barat dan Aktivis Perempuan Papua bicara terkait keaslian Bakal Calon (Balon) Gubernur Papua Barat Daya Abdul Faris Umlati (AFU) menjelang penetapan cagub dan cawagub oleh KPU Papua Barat Daya.
Baca juga: Prespektif Hukum: Bakal Paslon ARUS Layak Ditetapkan jadi Cagub dan Cawagub Papua Barat Daya
Ketua Lembaga Adat Perempuan Papua Provinsi Papua Barat membawahi 13 wilayah Adoleina Kondologit mengatakan, AFU adalah putra asli Raja Ampat yang lahir dari rahim seorang perempuan Papua.
Maka sebagai perempuan Papua dirinya tidak menerima jika AFU diperlakukan tidak adil dan dianggap bukan bagian dari orang asli Papua (OAP).
"Kami perempuan Papua tentunya merasakan apa yang dirasakan oleh mama dari AFU," ujar Adoleina Kondologit.
Lanjut dia, walaupun orang mengatakan bahwa AFU punya nenek adalah OAP akan tetapi darah yang mengalir dari nenek dan mamanya hingga sampai ke AFU adalah satu garis keturunan yang tidak bisa dipisahkan.
"Walaupun mereka bilang AFU bukan orang Papua, lalu bagaimana darah keturunannya itu mengalir dari mana, neneknya AFU adalah perempuan Sanoy asli Raja Ampat yang melahirkan ibu dari AFU sendiri dan AFU sebagai anaknya tentu lahir dari rahim dan darah perempuan Papua juga, jadi kira-kira AFU salah di mana," jelas dia.
Baca juga: Pasangan ARUS Jalani Pemeriksaan Kesehatan: Tidak Ada Persiapan Khusus Selain Puasa
Menurutnya, AFU juga bagian dari anak adat dan OAP, karena dari darah yang mengalir dan lahir dari rahim perempuan Papua sehingga tidak bisa dipisahkan oleh budaya luar atau politik.
"Kami sebagai orang tua pada khususnya sebagai perempuan Papua, kami akan melindungi garis keturunan kami yang lahir dari rahim perempuan Papua, jadi hal itu sama sekali tidak bisa dipisahkan oleh budaya luar ataupun oleh politik, kami tekankan AFU adalah anak keturunan asli Papua,” tegasnya.
Sementara itu, Aktivis Perempuan Papua Barat Daya Lea Hendrika Klasjok mengatakan, bahwa Balon Gubernur Papua Barat Daya AFU lahir dari rahim perempuan Papua asal Raja Ampat.
"Sebagai aktivis perempuan di Papua Barat Daya, saya mau tegaskan AFU dia lahir dari rahim perempuan Papua Maya asal Raja Ampat. AFU memiliki garis keturunan dan darah Papua dari nenek, dan itu sudah tidak bisa disangkal," katanya.
Baca juga: Daftar ke KPU PBD, Paslon ARUS Bawa Persyaratan Lengkap, Imbau Jaga Kedamaian dan Toleransi
Lea Hendrika Klasjok mengatakan, bagaimana dengan perempuan Papua yang kawin di luar Papua apakah dia juga tidak diakui sebagai perempuan Papua, lalu mamanya AFU yang lahir dari perempuan Papua dan melahirkan AFU apakah itu juga tidak diakui.
Ia pun menjelaskan jika mamanya AFU dilahirkan dari perempuan asli Papua, maka AFU yang dilahirkan dari rahim mamanya, maka darah mama dan neneknya mengalir di dalam diri AFU, maka jelas dia (AFU) adalah OAP.
"Bagaimana bisa mamanya AFU dilahirkan dari neneknya yang adalah perempuan asli Papua, dan AFU lahir dari rahim mamanya, maka sudah jelas AFU juga adalah orang asli Papua yang harus diakui secara adat oleh MRPBD," tambahnya. (tribunsorong.com/willem oscar makatita)