TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Seorang jurnalis bernama Rabin Marselino Yarangga (Rabin) diduga menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok warga di Pasar Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (29/12/2024).
Baca juga: 17 Jurnalis Papua Barat Daya Dinyatakan Kompeten, Penguji LPDS Pesankan Pentingnya “Verifikasi”
Menurut keterangan Rabin, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIT.
Awalnya, ia bersama saudaranya sedang bersilaturahmi dengan kerabat yang tinggal di sekitar Pasar Remu.
Baca juga: Dewan Pers Gelar UKW di Sorong, Tekankan Profesionalisme Jurnalis Menuju Indonesia Emas 2045
Dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor, tiba-tiba terdengar teriakan "maling" dari sejumlah orang.
Seketika, massa mengejar Rabin dan menghajarnya hingga babak belur.
Baca juga: Jurnalis Sorong News Diseret Keluar Bandara Rendani Manokwari, KKJ PB-PBD Kecam
Tak lama setelah kejadian itu, Rabin dibawa oleh anggota polisi ke Polresta Sorong Kota dalam kondisi terluka.
Di sana, ia mengaku kembali mengalami kekerasan oleh tiga oknum polisi.
“Saya dipukul dan diinjak di Polresta Sorong Kota. Setelah saya bilang bahwa saya wartawan, mereka baru berhenti. Mereka terlihat kaget,” ungkap Rabin.
Baca juga: Roadshow AJP 2024, Pertamina Gelar Media Briefing Bersama Jurnalis Papua Maluku di Kota Sorong
Rabin juga mengatakan, luka yang dialaminya cukup parah, termasuk 13 jahitan di kepala dan dugaan patah tulang di tangan kiri.
Perlakuan Tidak Manusiawi
Setibanya di RSUD Sele Be Solu pada pukul 06.00 WIT, Rabin ditempatkan di sebuah ruangan tanpa adanya laporan ke petugas medis.
Ketika merasa haus, ia keluar mencari air dan bertemu dengan keluarganya yang kebetulan berada di depan ruangan.
Sekitar pukul 08.00 WIT, kerabat Rabin, termasuk tantenya, melihatnya hanya mengenakan celana pendek.
Barang-barangnya seperti dompet, celana panjang, dan telepon genggam hingga kini belum ditemukan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSorong.com, korban mengaku sempat mengonsumsi minuman keras, namun tak sampai mabuk berat.