TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Puluhan mahasiswa Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong menggelar aksi protes jilid II di halaman kampus, pada Senin (26/5/2025) siang.
Pantauan TribunSorong.com, massa mulai berorasi sekitar pukul 14.00 WIT.
Baca juga: Mahasiswa dari Berbagai Organisasi Bakal Demo Lebih Besar di UNIMUDA Sorong Hari Ini
Aksi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai organisasi, yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sorong, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sorong, serta Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Aimas.
Para mahasiswa menyuarakan protes terhadap dugaan keterlibatan oknum dosen yang memprovokasi terjadinya pemukulan terhadap kader GMNI, HMI, dan PMKRI dalam aksi sebelumnya.
Baca juga: Demo di Halaman Kampus, Mahasiswa UNIMUDA Sorong Tuntut Pecat Dosen Provokator, Ini Respons Rektorat
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Adi Syaputra dalam orasinya meminta Rektor UNIMUDA Sorong untuk menemui massa dan menyelesaikan persoalan dugaan kekerasan yang dialami rekan-rekan mereka.
“Aksi ini murni suara mahasiswa. Jangan ada pihak yang mencoba membungkam atau melokalisir isu kekerasan ini,” tegas Adi.
Ketua Komisariat Ekonomi Victory GMNI Kota Sorong Paul Buto menyatakan, bahwa aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas antarlembaga mahasiswa dalam menuntut keadilan dan akuntabilitas dari pihak kampus.
“Kami datang bukan untuk membuat keributan, tapi untuk menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban. Jangan sampai kampus menjadi tempat yang membenarkan kekerasan atas nama apa pun,” katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mahasiswa Demo Tuntut Deretan Masalah Krusial di Kota Sorong Diselesaikan Pemerintah
Paul juga menegaskan bahwa mahasiswa akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
Mereka mendesak agar pihak kampus membentuk tim independen guna mengusut dugaan kekerasan secara transparan.
Baca juga: Puluhan Pedagang Mama Papua Demo Tolak Kredit Ekomas: “Uang Otsus Itu Hak Rakyat!”
Mahasiswa turut menyampaikan ultimatum bahwa jika pihak kampus tidak memproses oknum dosen yang diduga sebagai provokator dan pelaku kekerasan, mereka akan memalang atau menutup akses masuk kampus sebagai bentuk protes lanjutan.
“Kami minta Rektor UNIMUDA Sorong agar tidak diam dalam persoalan ini,” tegas Paul.
Senada, Ketua GMNI Cabang Aimas Yeskiel dalam orasinya menekankan pentingnya keterbukaan ruang demokrasi, terutama di lingkungan akademik.
“Kampus adalah tempat mengadu gagasan secara intelektual,” ujarnya.
Baca juga: Demo Ketiga! Massa Desak Yosafat Kambu Jadi Ketua DPRP Papua Barat Daya
Namun, hingga aksi jilid II ini digelar, ia menyayangkan belum adanya respons dari pihak kampus.
Menurutnya, tindakan kekerasan oleh oknum dosen dan mahasiswa dalam aksi sebelumnya mencederai nilai-nilai akademik.
“Ruang akademik seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi semua civitas akademika,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Komisariat GMNI UNIMUDA Sorong Muhammad Riski Sukunwatan yang juga merupakan korban pemukulan menyatakan, bahwa UNIMUDA Sorong selama ini dikenal sebagai salah satu kampus terbaik di Tanah Papua.
“Namun kondisi terkini menunjukkan adanya praktik premanisme yang mencoreng nama baik kampus. Oknum-oknum ini harus dipecat atau dikeluarkan dari kampus,” tegasnya.
Baca juga: Demo Ketiga! Massa Desak Yosafat Kambu Jadi Ketua DPRP Papua Barat Daya
Setelah hampir tiga jam berorasi tanpa kehadiran rektor, massa akhirnya memalang pagar pintu masuk kampus sebagai bentuk kekecewaan.
Kabid PPD HMI Cabang Sorong Amir Rumakat menambahkan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk tuntutan atas hak-hak mahasiswa yang hingga kini belum mendapat respons.
“Pimpinan kampus seharusnya cepat tanggap menyelesaikan persoalan, bukan malah mendiamkan masalah. Hingga kini rektor belum menanggapi peserta aksi. Aksi jilid III akan terus berlanjut,” ujarnya. (tribunsorong.com/aldy tamnge)