Inspiring People

10 Tahun Keliling Teminabuan Sorong Selatan Jualan Sapu Lidi, Selfina Siap Wujudkan Kuliah Si Bungsu

Penulis: Astri
Editor: Jariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENJUAL SAPU LIDI - Nenek Selfina, penjual sapu lidi asal Kampung Sayolo, Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya duduk di emperan minimarket sembari menawarkan jualannya, Jumat (30/5/2025).

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Usia yang kian senja tidak menyurutkan semangat nenek Selfina mencari nafkah.

Perempuan 60 tahun, warga Kampung Sayolo, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya tersebut sehari-hari berjualan sapu lidi keliling. 

Saban hari Nenek Selfina berjalan kaki sembari menjajakan dagangan sapu lidi.

Baca juga: Jasad Remaja Jatuh dari Perahu di Muara Saima Sorong Selatan Ditemukan, Penyebab Musibah Terungkap

Ketika lelah, ia mampir ke teras-teras toko atau minimarket di sekitar Kota Teminabuan buat beristirahat sekaligus menarwakan jualannya. 

“Kalau terlalu lama nenek gendong rasanya berat, karena itu nenek biasanya mampir di depan-depan toko, kemudian nenek duduk untuk menjual. Atau nenek minta tolong ke siapa saja yang sedang lewat untuk bawakan sapu-sapu ini ke tempat nenek akan jualan,” ujar Selfina kepada TribunSorong.com, Jumat (30/5/2025).

Baca juga: Tingkatkan Kualitas ASN Sorong Selatan, Pemkab Gandeng LAN RI

Ibu delapan orang anak ini membanderol sapu lidi Rp10.000 per ikat.

Bahan bakunya berasal dari daun nipah yang diperoleh juga dengan cara tidak mudah.

Selfina harus mendayung perahu menuju hutan nipah yang aksesnya tergantung pasang surut air laut. 

“Nenek mendayung sendiri ambil nipah kemudian dibawa pulang. Kalau ada anak di rumah, mereka bantu membersihkan supaya lebih cepat,” ujarnya.

Nenek Selfina memilih berjualan dengan cara berkeliling ketimbang ke pasar yang memerlukan ongkos pergi pulang. 

Baca juga: Air Terjun Sevese Sorong Selatan, Fasilitas Wisata Kian Lengkap yang Memanjakan Pengunjung

Pendapatannya pun tidak bisa dipastikan, berkisar Rp30.000 atau tak jarang harus pulang dengan tangan kosong karena tak laku. 

Mata pencaharian nek Selfina ini sudah dilakoni sejak 10 tahun lalu sepeninggal suaminya.

Baca juga: Historiografi  di Balik Kokohnya Tugu Merah Putih di Kampung Wersar Sorong Selatan

Ia bersyukur meskipun hanya berjualan sapu lidi, anak-anaknya bisa mengenyam pedidikan hingga tamat SMA. 

“Anak nenek delapan, berapa sudah lulus sekolah, menikah, dan bekerja. Tinggal bungsu yang sekarang sedang ujian akhir SMA dan berencana kuliah di luar kota (Sorong Selatan, red),” ucap Selfina.

Baca juga: Bupati dan Gubernur Papua Barat Daya Resmikan Program Sekolah Gratis di Sorong Selatan

Sebagai orang tua tunggal, Selfina akan terus berusaha mendukung apa pun yang dicita-citakan anak-anaknya selagi masih mampu.

“Nenek berdoa semoga anak-anak sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik,” ucapnya. (tribunsorong.com/astri)