TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Papua Barat Daya menggelar Pengukuhan Tarjih dan Pengembangan Ilmu (Tarpim) serta Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Senin (30/6/2025).
Acara bertema “Meneguhkan Peran, Menebar Manfaat, Papua Barat Daya Berkemajuan" tersebut berlangsung di Gedung Pascasarjana UNIMUDA Sorong, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Ketua Bidang Agraria Dewan DPP IMM Kurniawan Lewandatu dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini menjadi bentuk respons dan keprihatinan DPP IMM terhadap berbagai persoalan kebangsaan yang sedang dihadapi, khususnya di Papua Barat Daya.
Baca juga: Pengurus Pemuda Muhammadiyah Kota Sorong Dikukuhkan, Dorong Kontribusi untuk Daerah dan Masyarakat
Ia menyoroti sejumlah isu besar yang menyentuh langsung kehidupan rakyat, seperti persoalan agraria, ketimpangan sosial, politik, dan ekonomi.
"Tanah dan bumi adalah sumber kehidupan, bukan sekadar kebutuhan ekonomi. Ia memiliki nilai sosial yang penting bagi rakyat kecil," ujar Kurniawan.
"Realitas hari ini menunjukkan rakyat kecil justru kerap tersingkir karena kepentingan-kepentingan elite dan aktor-aktor yang tidak bertanggung jawab."
Baca juga: Kiprah Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya, Ada Aksi Sosial Peringati Milad
Menurut Kurniawan, diskusi agraria menjadi penting, bukan hanya bagi mahasiswa IMM, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Mahasiswa harus punya keberanian menyuarakan dan memperjuangkan keadilan pengelolaan sumber daya.
Oleh karena itu ia mengajak seluruh kader agar belajar dari para pendiri bangsa yang memiliki visi jauh ke depan, termasuk dari pemikiran tokoh nasional seperti Sutan Sjahrir, dan tokoh Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan.
"Ahmad Dahlan mencontohkan bagaimana agama bisa menjadi penggerak perubahan sosial. Teologi tidak harus tertutup, melainkan terbuka dan membebaskan," ucap Kurniawan.
IMM, lanjutnya, perlu terus mengasah trilogi kader: intelektualitas, spiritualitas, dan humanitas.
Kehadiran organisasi ini di tengah masyarakat sebagai kekuatan moral yang menghadirkan solusi, bukan hanya sebagai pengamat persoalan bangsa.
"IMM bukan hanya berbicara tentang apa yang dipakai hari ini, tetapi tentang masa depan. Bagaimana mengambil peran strategis, membangun Papua Barat Daya yang berkemajuan," kata Kurniawan.
Baca juga: Praktik Aborsi Ilegal di Kota Sorong Digerebek, Pasien Capai Ratusan dari Mahasiswa hingga PNS
Kepala Biro Organisasi dan Tatalaksana, Setda Provinsi Papua Barat Daya Ismail dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini sangat strategis dalam mendorong transformasi sosial, penguatan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan, serta membangun kepemimpinan yang progresif dan solutif.
Ia menggarisbawahi tema, dalam hal ini titik beratnya ada pada kata 'berkemajuan'.
"Insyaallah semangat ini akan berkelanjutan, meskipun masa kepengurusan IMM saat ini terbatas, akan ada kelanjutan, ada estafet perjuangan yang terus berjalan," ujar Ismail.
Baca juga: Wamendiktisaintek Fauzan Kunjungi Papua Barat Daya, Dorong Mahasiswa Gali Potensi Diri
IMM diharapkan mampu merespons persoalan masyarakat di Papua Barat Daya, khususnya kelompok-kelompok yang selama ini termarjinalkan dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Organsiasi juga tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah juga memerlukan masukan dan informasi dari teman-teman mahasiswa.
"Mari kita bergandeng tangan, berkolaborasi untuk memajukan Papua Barat Daya," katanya.
Baca juga: Digital Financial Innovation OJK di Sorong, Bekali Mahasiswa Literasi Berbagai Risiko Keuangan
Ismail berharap Papua Barat Daya bisa menjadi pelopor untuk memperluas jaringan IMM di Tanah Papua.
Selain itu peka terhadap isu-isu penting seperti pendidikan, penguatan kapasitas pemuda, dan partisipasi aktif dalam pembangunan daerah. (tribunsorong.com/aldy tamnge)