TRIBUNSORONG.COM - Hoax Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (62) sebut guru beban negara, cek isi pidatonya di ITB.
Perempuan kelahiran Kota Bandar Lampung tersebut menegaskan jika potongan video tersebut menarasikan berita tidak benar.
Hal ini ia sampaikan melalui akun Instagramnya, Selasa (19/8/2025).
"Potongan video yang menampilkan seolah-olah saya menyatakan guru adalah beban negara itu hoax," tulisnya.
Ia menyebutkan jika video tersebut adalah deepfake dari pidatonya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, pada 7 Agustus 2025.
Perempuan yang merupakan menteri tiga periode presiden ini meminta agar masyarakat bijak dalam bermedia sosial.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan RI, Deni Surjantoro.
Baca juga: DPD RI Minta Tinjau Ulang Mandatory Spending Dana Otsus Papua saat Rapat dengan Menkeu Sri Mulyani
Baca juga: Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X dan Para Ketum Pemuda Lintas Agama Kumpul di Gunung Merapi, Ada Apa?
Demikian Deni Surjantoro merespons perihal video viral tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTV, Selasa (19/8/2025).
“Faktanya, Menteri Keuangan tidak pernah menyatakan bahwa Guru adalah beban negara,” tegas Deni.
Lantas seperti apa konteks dari pidato lengkap Sri Mulyani di ITB tersebut?
Isi Pidato Lengkap Sri Mulyani di ITB
Mengutip kanal YouTube KompasTV, dalam forum tersebut Sri Mulyani sebenarnya tidak hanya berbicara tentang gaji guru.
Secara garis besar, Sri Mulyani berpidato tentang peran APBN dalam bidang sains, teknologi, riset, dan pendidikan.
Dalam pidato berdurasi kurang lebih 20 menit, ia memulai dengan menyampaikan 20 persen dari anggaran APBN dialokasikan untuk pendidikan.
"Tahun ini jumlahnya Rp750 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat ekosistem pendidikan," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Kemudian, ia menyinggung tentang demonstrasi guru dan dosen terkait tunjangan kinerja yang terjadi beberapa bulan lalu.
Namun menurut Sri Mulyani, intelektualitas, prestasi, dan kepandaian bukanlah masalah “azas sama rata, sama rasa”. Dosen juga harus diukur kinerjanya.
"Inilah salah satu ujian bagi Indonesia: apakah kita ingin memberi penghargaan berdasarkan prestasi (rewarding achievement), atau hanya mendistribusikan anggaran demi kesetaraan? Menurut saya, ini desain insentif yang harus didiskusikan oleh perguruan tinggi, agar anggaran pendidikan benar-benar menghasilkan manfaat," tuturnya.
Selanjutnya, perempuan yang menjabat Menteri Keuangan di era tiga presiden itu menjelaskan tentang pengelolaan APBN pendidikan yang dibagi menjadi tiga kluster besar.
Kluster pertama, untuk murid hingga mahasiswa. Ini mencakup biaya operasional sekolah per kapita, beasiswa PIP, KIP Kuliah, beasiswa pascasarjana, hingga program pendidikan usia dini (PAUD).
Kluster kedua, untuk guru dan dosen. Anggaran ini digunakan mulai dari gaji hingga tunjangan kinerja.
Di momen inilah Sri Mulyani bicara tentang gaji guru yang menjadi salah satu tantangan keuangan negara.
"Banyak di media sosial beredar keluhan bahwa menjadi guru atau dosen tidak dihargai karena gajinya kecil. Ini memang salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semua harus ditanggung negara, atau ada juga partisipasi dari masyarakat?," kata Sri Mulyani.
Sedangkan kluster ketiga, untuk sarana dan prasarana pendidikan. Termasuk revitalisasi sekolah rusak, pembangunan sekolah rakyat untuk anak miskin, pembangunan kampus, laboratorium penelitian, hingga rumah sakit pendidikan.
Ia lalu melaporkan Indonesia kini memiliki Dana Abadi Pendidikan senilai Rp154,11 triliun, ditambah Rp20 triliun tahun ini menjadi Rp175 triliun.
Dana abadi itu digunakan untuk memberi beasiswa serta mendanai ribuan proyek riset di bidang sains, teknologi, dan industri strategis.
Selain beasiswa dan riset, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal berupa supertax deduction untuk penelitian.
"Bapak dan Ibu sekalian, kami telah menyiapkan beasiswa, pembangunan, pendanaan riset, serta skema yang fleksibel agar penelitian bisa berjalan. Sekarang saatnya Anda semua melakukan bagian Anda. Jadilah unggul, berprestasi, dan dorong Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi," tandas Sri Mulyani.
Artikel ini telah tayang di kompas.tv dengan judul Menkeu Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Ini Isi Lengkap Pidatonya di ITB 7 Agustus