Patung Karwar Khas Suku Biak, Dipilih Dengan Ritual Memakan Pinang

“Sudah tradisi kami warga Biak kalau dapat pohon yang tepat akan melakukan hal itu,” ujarnya.

Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Milna Sari
Taufik Nuhuyanan
Pemahat Karwar di Sorong, Petrus Amsamsium. 

Dalam Bahasa Biak, Karwar berasal dari kata arwah atau roh, sedangkan patung disebut dengan amfyanir (amfyanir korwar) atau Karwar.

Karwar memiliki makna yang penting dalam kehidupan Suku Biak.

Baca juga: Puluhan Chef Datang ke Sorong Kenalkan Papeda, Sagu Lempeng, Hingga Keladi Tumbuk

Patung Karwar juga sebagai tempat berkomunikasi dengan orang tersayang atau kerabat keluarga yang telah meninggal dunia.

Pada zaman dulu patung karwar dibuat untuk kepentingan religius, dibuat dalam ukuran yang besar sehingga bisa terisi kepala tengkorak leluhur atau orang yang disayangi ke dalam patung.

Selain itu, kepala karwar yang ukurannya besar melebihi tubuhnya adalah satu filosofi yang dipegang teguh oleh masyarakat suku Biak, bahwa melakukan segala sesuatu harus mengedepankan akal untuk berpikir.(tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved