Pariwisata Raja Ampat

Kisah Yakobus Mambrasar, Penjual Souvenir di Kaki Bukit Piaynemo Raja Ampat

Di kaki bukit Piaynemo terdapat kelompok usaha yang secara bergilir berjualan.

Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Milna Sari
willem oscar makatita
Yakobus Mambrasar bersama isteri dan anak saat menunggu barang dagangannya dibeli pengunjung yang datang di Piaynemo. 

TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Piaynemo merupakan lokasi primadona dari pariwisata Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Di kaki bukit Piaynemo terdapat kelompok usaha yang secara bergilir berjualan.

Yacobus Mambrasar, pria paruh baya asal Kampung Paam, Distrik Waigeo Barat Kepulauan ini, sehari-hari bekerja sebagai pedagang souvenir dan makanan siap saji di kaki bukit Piaynemo.

Bersama dengan istrinya, dan kedua anaknya yang masih balita itu mulai berangkat menuju kaki bukit Piaynemo, kurang dari 15 menit mereka tiba di tempat tujuan.

Perjalanan Yacobus dimulai dari pukul 07.00 WIT menaiki logboat dengan mesin tempel 15 PK.

Di sana Yacobus dan isterinya bergabung dengan kelompok yang mempunyai giliran untuk berjualan.

20230324_lapak piaynemo
Lapak yang dibuat Pemerintah Raja Ampat kepada masyarakat Kampung Paam, Saukabu, dan Sausapor untuk berjualan di kaki bukit Piaynemo.

Mereka menjajakan barang dagangannya, mulai dari minyak kelapa hasil penyulingan, mie instan, air mineral, kelapa muda serta barang dagangan lainnya seperti pernak pernik serta hasil kerajinan tangan tas maupun topi yang dibuat dari daun pandan hutan.

Sambil menunggu wisatawan yang datang, tidak sedikit masyarakat yang berjualan di tempat itu menawarkan barang dagangan mereka.

"Pak kelapa muda pak, ibu kelapa muda ibu," kata Yakobus Mambrasar yang diteruskan isterinya, saat salah satu speedboat merapat di JT Piaynemo.

Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung di destinasi wisata Piaynemo itu membeli souvebir berupa gelang tangan yang dibuat dari salah satu rumput laut di Raja Ampat yang dinamakan akar bahar.

Baca juga: Kampung Sauwandarek Raja Ampat Masuk 300 Besar ADWI 2023, Ini Keistimewaannya

Ada juga yang memborong minyak kelapa hasil penyulingan yang dilakukan masyarakat.

Minyak kelapa itu biasanya dibeli untuk dijadikan obat.

Kepada TribunSorong.com Yakobus menceritakan dahulu sebelum Piaynemo ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata yang ikonik di Kabupaten Raja Ampat, pekerjaan masyarakat tiga kampung di sekitarnya, yaitu Kampung Paam, Saupapor dan Saukabu, adalah petani kopra.

"Karena di sini banyak sekali kelapa," jelasnya.

Sementara perempuannya menganyam tikar dari daun pandan hutan maupun pelepah sagu. 

Sebagian lagi menjadi nelayan.

Menurut Yakobus, perekonomian masyarakat Kampung Saupapor, Saukabu dan Kampung Paam kini terbantu setelah Piaynemo menjadi lokasi wisata yang terkenal.

"Dalam seminggu saja kami dari setiap kelompok yang berjualan di lokasi wisata Piaynemo bisa mendapatkan untung sampai lima juta rupiah, bahkan lebih. Tapi itu dari banyaknya wisatawan yang berkunjung juga," katanya.

Baca juga: 3 Hotel di Kawasan Raja Ampat Papua Barat Daya: Ada Rifalda Cottage hingga Famangkor Homestay

Hal yang paling berkesan menurut Yacobus ketika puncak Piaynemo ini diinjak oleh dua Presiden Republik Indonesia yang berbeda, yaitu Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyona (SBY) dan Presiden ke 7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Susilo Bambang Yudhoyono pernah ke Piaynemo pada 2014 tepat pelaksanaan Sail Raja Ampat

Sedangkan Presiden Joko Widodo berkunjung pada 2015 dan awal 2016 dan kemudian kembali berkunjung pada tahun 2017 silam. 

Dikunjungi dua Presiden RI tersebut, membuat Geosite Piaynemo menjadi salah satu Geosite yang berharga dengan tujuan wisata yang paling populer hingga saat ini.

Berkat Piaynemo ini pula, Raja Ampat dikenal seantero dunia sebagai salah satu lokasi wisata terindah.(tribunsorong.com/willem oscar makatita)

 

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved