Wisata di Papua

Cicipi Tradisi Masyarakat Papua dengan Mengunyah Pinang, Inilah Rekomendasi Wisata Papua untuk Anda

Berikut ini adalah rekomendasi wisata di Papua dengan mengunyah pinang sebagai pencuci mulut, simak tata caranya.

Editor: Rahman Hakim
Tribun-Papua.com/Aldi Bimantara
KUNYAH PINANG - Gibe Doyapo (12) di Kampung Abar Kabupaten Jayapura, Papua, menceritakan pengalaman masing-masing saat mencoba mengkonsumsi pinang pertama kalinya. 

Cicipi Tradisi Masyarakat Papua dengan Mengunyah Pinang, Inilah Rekomendasi Wisata Papua untuk Anda

TRIBUNSORONG.COM - Berikut ini adalah rekomendasi wisata di Papua dengan mengunyah pinang sebagai pencuci mulut, simak tata caranya.

Bagi Anda yang merencanakan libur ke Papua, Anda bisa mengunyah pinang sebagai pencuci mulut.

Mencuci mulut dengan pinang sangat umum dilakukan oleh masyarakat Papua.

Kegiatan ini memiliki manfaat yang banyak, salah satunya ialah untuk mencuci mulut.

Untuk mengetahui informasi lebih detail, silakan simak ulasan TribunSorong berikut ini.

Papua memiliki budaya yang begitu kaya, satu di antaranya adalah tradisi mengunyah pinang.

Jika Anda berwisata di Papua, tak ada salahnya menjajal tradisi mengunyah pinang yang digemari masyarakat setempat.

Dikutip dari Pesonaindonesia.kompas.com, pinang kerap dikunyah sebagai pencuci mulut selepas makan.

Tak sedikit yang mengatakan jika pinang adalah 'permennya orang Papua'.

Mengunyah pinang juga menjadi lambang keakraban bagi warga Papua.

Tradisi mengunyah pinang telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Meski mengunyah pinang identik dengan orang tua, kini tak sedikit anak-anak muda Papua yang menikmati mengunyah pinang.

Mengunyah pinang kerap dijadikan pengganti kebiasaan merokok.

pinang sendiri banyak dijual di pinggir-pingir jalan di kota besar di Papua.

Cara Mengunyah Pinang

Buah pinang biasanya dikunyah bersama sirih dan kapur.

Untuk menikmatinya pinang terlebih dahulu dikupas dengan gigi lalu isinya dikunyah hingga hancur.

Setelah batang sirih dicelupkan pada bubuk kapur dan dikunyah bersama dengan pinang.

Penggunaan bubuk kapur hanya perlu sedikit karena jika terlalu banyak mulut akan terasa panas seperti terbakar.

Ketika ketiga bahan itu tercampur di dalam mulut maka akan menghasilkan warna merah.

Etika Mengunyah Pinang

Ada etika yang harus diperhatikan saat mengunyah pinang, yakni, ketika meludah.

Jangan sembarangan meludah setelah mengunyah pinang agar tak mengotori lingkungan.

Atau, Anda bisa meludah di kantong plastik untuk kemudian dibuang di tempat sampah.

(Tribun-Papua.com)

 

 

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved