Lemata Tambrauw Ingatkan Syarat Tinggi Badan Suku Pesisir dan Pegunungan di Seleksi Bintara Polri

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Lembaga Masyarakat Adat (Lemata) Kabupaten Tambrauw mengingatkan Polda Papua Barat agar memperhatikan beberapa hal dalam tes Bintara Polri 2023.

Itu disampaikan Ketua Umum Lemata Vincentius Paulinus Baru, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Rekomendasi 30 Pantun Bertema Lebaran Idul Fitri, Cocok Untuk Ucapan Idul Fitri 2023 di Medsos

Menurut Paulinus, sesuai dengan penguguman Kapolri Nomor: PENG/13/IV/DIK.2.1/2003 tentang penerimaan Bintara Porli Gelombang I Tahun Anggaran 2023, maka ia perlu menyampaikan beberapa hal.

"Kami perlu menyampaikan ini agar Kapolda dan Kapolres bisa menjadikan ini sebagai tolok ukur dalam penerimaan bintara Polri," katanya kepada TribunSorong.com.

Baca juga: Jalan di Atas Batu Panas, Tradisi Ekstrem Byak Karon Tambrauw Papua Barat Daya

Berikut poin-poin yang diminta Lemata dalam penerimaan bintara Polri:

1. Dalam pesyaratan test Bintara Porli khusus dari Ras Melanesia di Polda Papua dan Papua Barat, untuk syarat tinggi badan dibagi dalam dua kategori yaitu (1) untuk daerah pesisir dengan tinggi badan pria 163 cm dan wanita 158 cm dan (2) untuk daerah pegunungan dengan tinggi badan untuk pria 160 cm, dan wanita 155 cm.

Baca juga: Nama-nama dan Makna Perahu Adat Enam Keret Byak Karon di Tambrauw

2. Untuk wilayah Polda Papua Barat, suku-suku yang termasuk dalam daerah pengunungan (Orang Gunung) karena hidup dan mata pencaharian mereka di darat tidak berhubungan dengan aktifitas laut antara lain, suku Arfak di wilayah Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pengunungan Arfak. Suku Moskona di wilayah kabupaten Teluk Bintuni. Suku Abun, Suku Miyah, Suku Mpur, Suku Ireres dan Sub Suku Moi Kelin di wilayah Kabupaten Tambrauw. Suku Aifat, Suku Mare, Ayamaru, Aytintu di wilayah Kabupaten Maybrat. Suku Moi di wilayah kabupaten dan kota Sorong.

Baca juga: Simak Syarat dan Cara Mendaftar Seleksi Bintara Polri 2023, Dibuka 4 April Hingga 14 April 2023

3. Bahwa Kabupaten Tambrauw di diami suku-suku asli antara lain; suku Abun, Suku Miyah, Suku Mpur, Suku Ireres, Sub Suku Moi Kelim. Suku-suku asli ini termasuk dalam wilayah adat III Domberai. Dan suku Biak di Tambrauw (Bikar) yang berasal dari wilayah adat Saireri mendiami wilayah distrik Sausapor dan Bikar kabupaten Tambrauw.

4. Bahwa suku-suku asli Tambrauw; Suku Abun, Suku Miyah, Suku Mpur, Suku Ireres, dan Sub Suku Moi Kelim, merupakan suku-suku asli dari wilayah adat Domberai yang dikategorikan dalam suku pengunungan. Karena secara antropolis, suku-suku ini hidup menyebar di daerah pedalaman dan mata pencaharian utama mereka berburu dan berkebun. Dengan pola hidup ini, dapat berpengaruh pada postur tubuh mereka yang tidak terlalu tinggi dibandingkan suku-suku lain yang hidup di wilayah pesisir.

5. Bahwa Suku Biak di Tambrauw (Bikar) merupakan suku pesisir, karena hidup di wilayah pesisir dan berhubungan dengan laut sehingga berdampak pada postur tubuh mereka yang lebih tinggi dibandingkan suku pengununagan atau pedalaman.

Baca juga: Cuti Bersama Idulfitri 1444 Hijriah di Papua Barat Daya Sampai 25 April 2023

6. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peserta test Bintara Porli dari kabupaten Tambrauw yang termasuk dalam ketegori daerah pesisir adalah suku Biak/Bikar, sedangkan Suku Abun, Suku Miyah, Suku Mpur, Suku Ireres dan Sub Suku Moi Kelim termasuk dalam ketegori wilayah pegunungan.

7. Untuk itu kami menyampikan kepada Kapolda Papua Barat dan Kaporles Tambrauw, agar dapat memperhatikan penjelasan kami dari Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, terkait dengan persyaratan tinggi badan Perserta Tes Bintara Porli tahun 2023, dimana suku-suku asli dari kabupaten Tambrauw seperti suku Abun, Miyah, Mpur, Ireres dan Sub Suku Moi termasuk dalam kategori daerah pegunungan dengan tinggi badan untuk Pria 160 cm dan Wanita 155 cm. Sedangkan Suku Biak/ Bikar di Tambrauw termasuk dalam kategori daerah pesisir dengan tinggi badan pria 163 cm dan Wanita 156 cm. (tribunsorong.com/petrus bolly lamak)