Arti Kata

Kumpulan Bahasa Gaul dalam Psikologi: Ketahui Arti Kata Flexing, Ruminasi, Narsistik hingga FOMO

Berikut ini adalah kumpulan bahasa gaul yang berasal dari istilah psikologi viral, ada flexing, ruminasi hingga FOMO.

|
Penulis: Rahman Hakim | Editor: Rahman Hakim
freepik.com
Ilustrasi: Arti kata bahasa gaul yang berasal dari istilah psikologi populer di media sosial. 

Kumpulan Bahasa Gaul dalam Psikologi: Ketahui Arti Kata Flexing, Ruminasi, Narsistik hingga FOMO

TRIBUNPSORONG.COM - Berikut ini adalah kumpulan bahasa gaul yang berasal dari istilah psikologi viral, ada flexing, ruminasi hingga FOMO.

Perlu kamu ketahui, jika bahasa gaul bisa datang dari berbagai jenis bahasa di dunia ini.

Bisa dari bahasa daerah, bahasa negara lain, plesetan kata, singkatan hingga istilah-istilah ilmiah.

Nah salah satunya ialah dari istilah psikologi viral di media sosial, seperti kata flexing, ruminasi, narsistik dan FOMO.

Untuk mengetahui arti kata keempat istilah tersebut, silakan simak artikel berikut ini.

1. Arti Kata Flexing

Melansir dari laman Tribunnews Jatim, kata flexing ini viral pertama kali lantaran milik Deddy Corbuzier.

Saat itu ia membedah makna kata flexing ini dengan Rhenald Kasali.

Baca juga: Arti Kata Accismus dalam Bahasa Gaul yang Merupakan Istilah dalam Psikologi, Apa Maknanya?

Rhenald Kasali menyebut jika flexing ini tidak terjadi baru-baru saja, tetapi memang sudah sejak dahulu.

Flexing adalah salah satu kosa kata yang berasal dari Bahasa Inggris.

Arti dari kata flexing ini adalah pamer.

Reynald mengatakan fenomena flexing ini memang sudah ada sejak dulu kala.

Melansir dari laman Kompas, flexing atau pamer ini dilakukan dengan berbagai macam tujuan.

Misalnya saja untuk menunjukkan status dan posisis sosial, menunjukkan kemampuan hingga menciptakan kesan dari orang lain.

Reynald mengatakan juga bahwa flexing ini sering dipakai guna strategi dalam pemasaran bisnis.

2. Arti Kata Ruminasi

Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, ruminasi atau rumination berarti perenungan.

Melansir dari laman Heathline, ruminasi atau perenungan ialah perasaan dipenuhi dengan satu pikiran, atau serangkaian pikiran, yang terus berulang.

Proses terus memikirkan pikiran yang sama, yang cenderung sedih atau kelam, disebut perenungan atau ruminasi.

Kebiasaan ruminasi dapat berbahaya bagi kesehatan mental seseorang.

Hal ini dikarena dapat memperpanjang atau memperparah depresi serta merusak kemampuan seseorang untuk berpikir dan memproses emosi.

Ini juga dapat menyebabkan seseorang bisa merasa terisolasi dan pada kenyataannya dapat mendorong orang menjauh.

Menurut American Psychological Association, beberapa alasan umum untuk melakukan ruminasi meliputi:

a. Keyakinan bahwa dengan merenungkan, Anda akan mendapatkan wawasan tentang hidup atau masalah Anda

b. Memiliki riwayat trauma emosional atau fisik

c. Menghadapi stresor berkelanjutan yang tidak dapat dikendalikan

Ruminasi juga umum terjadi pada orang yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu, yang meliputi perfeksionisme, neurotisisme, dan fokus berlebihan pada hubungan seseorang dengan orang lain.

Baca juga: Arti Kata Lethologica dalam Istilah Bahasa Gaul Psikologi Aesthetic, Apakah Berkaitan dengan Lupa?

3. Arti Kata Narsisistik

Psikiater dr Vivi Syarif mengatakan jika Narcicistic Personality Disorder atau NPD adalah gangguan kesehatan mental yang melekat pada kepribadian seseorang.

Melalui akun TikToknya, dr Vivi menceritakan jika seseorang yang terkena gangguan NPD akan merasa bahwa dirinya lebih dari pada orang lain.

Misalnya saja lebih baik dari status sosial, kekuatan prestasi, kekayaan dan lain sejenisnya.

Orang yang memiliki gangguan narsistik ini sangat butuh pengaguman dan pengakuan dari orang lain.

Bahkan dikatakan oleh dr Vivi, jika pengakuan dan pengaguman ini menjadi kebutuhan dasar seorang NPD.

Melansir dari laman Mayo Clinic, orang yang memiliki gangguan narsistik memiliki rasa atas kepentingannya sendiri yang tinggi.

Mereka membutuhkan dan mencari terlalu banyak perhatian dan ingin orang mengagumi mereka.

Orang dengan gangguan ini mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau peduli dengan perasaan orang lain.

Namun di balik topeng kepercayaan diri yang ekstrim ini, mereka tidak yakin dengan harga diri mereka dan mudah kecewa dengan kritik sekecil apa pun.

Gangguan kepribadian narsistik menyebabkan masalah di banyak bidang kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, atau masalah keuangan.

Pentingnya self-care bagi kesehatan mental, Anda bisa menggunakan teknik JOMO yang menjadi kebalikan dari FOMO.
Pentingnya self-care bagi kesehatan mental, Anda bisa menggunakan teknik JOMO yang menjadi kebalikan dari FOMO. (medium.com)

Baca juga: Arti Kata Anxiety dalam Bahasa Gaul, Apakah Bisa Sebabkan Gangguan Kecemasan Menurut Ilmu Psikologi?

4. Arti Kata FOMO

TribunPalu telah melansir dari laman TikTok Greatmind, disebutkan jika FOMO merupakan suatu kecemasan yang terus menerus terjadi.

FOMO membuat seseorang akan fokus pada aoa yang terjadi di luar diri seseorang.

Orang yang FOMO cenderung sering memeriksa feed media sosial agar tidak ketinggalam informasi sesuatu.

Dilansir dari laman Very Well Mind, Fomo merupakan singkatan dari Fear of Missing Out.

FOMO memiliki pengertian yaitu rasa takut ketinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi tentang orang lain yang mempunyai hidup lebih indah dari pada Anda.

Dikatakan dalam artikel tersebut, bahwa FOMO ini melibatkan rasa iri yang mendalam dalam diri seseorang terhadap pencapaian orang lain.

Sifat ini juga akan memengaruhi harga diri seseorang dan sering memburuk dengan hadirnya situs media sosial, seperti Instagram, TikTok, Twitter dan Facebook.

FOMO bisa berlaku dalam banyak hal, tidak hanya tentang gaya hidup saja, tetapi juga kecerdasan dan perasaan seseorang.

Sehingga ketika melihat orang lain yang memiliki kapasitas lebih dalam hal tersebut, Anda akan merasa kehilangan sesuatu yang besar dalam diri Anda.

Dalam beberapa penelitian sosial, Fomo memiliki dampak yang tidak baik untuk perkembangan mental seseorang.

FOMO mempunyai dampak negatif yang lebih banyak dirasakan oleh seseorang.

(TribunSorong/Kim)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved