Wisata Papua Barat Daya
Tiga Budaya Turun Temurun di Papua Barat Daya
Papua Barat Daya memiliki sejumlah fakta unik soal potensi sumber daya alam yang melimpah, destinasi wisata hingga kebudayaannya.
Penulis: Misael Membilong | Editor: Milna Sari
Biasanya hanya dapat berpindah tangan di bawah aturan yang ketat dan hanya untuk kain yang memiliki grade yang sama.
Pada saat yang sama, kain tenun Timor dapat digunakan sebagai media pertukaran dan perdagangan, hadiah antar teman dan alat upacara.
2. Upacara Sasi
Sasi adalah upacara adat yang hanya dapat temukan di Maluku dan Papua.
Sasi adalah larangan mengambil hasil alam di suatu lokasi tertentu untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun.
Di penghujung waktu sasi, diadakan upacara buka sasi dimana masyarakat memanen hasil laut di area sasi untuk dijual.
Sasi adalah bentuk pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Beberapa daerah di mana sasi dipraktikkan antara lain Raja Ampat dan Sorong.
Sasi diawali dan diakhiri dengan upacara adat dan doa bersama di gereja.
Beberapa produk alami yang cocok dengan sasi adalah teripang, lobster, dan ikan.
Masyarakat adat bekerja sama dengan kelompok konservasi seperti WWF Indonesia dan Yayasan Pelestarian Alam Nusantara (YKAN) untuk memantau kawasan sasi sehingga dapat mengambil kesimpulan kapan sasi dibuka dan hasil sasi apa yang bisa diambil agar tidak merusak alam.
Semua masyarakat boleh mengambil hasil sasi setelah acara buka sasi asalkan mematuhi aturan yang telah disepakati seperti ukuran minimal yang boleh diambil.
3. Suling Tambur
Suling Tambur adalah kesenian tarian masyarakat Raja Ampat dengan menggunakan dua alat musik yaitu suling dan tambur (gendang).
Tarian ini dilakukan secara berkelompok pada acara-acara tertentu seperti pernikahan dan pesta adat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20230530_Upacara-Sasi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.